Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dahlan Berharap Masalah Inalum Happy Ending

Hendra Kusuma , Jurnalis-Kamis, 14 November 2013 |11:40 WIB
Dahlan Berharap Masalah Inalum <i>Happy Ending</i>
Menteri BUMN, Dahlan Iskan. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia telah mengambil alih 100 persen saham PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dari perusahaan Jepang PT Nippon Asahan Alumunium (NAA) sejak 1 November 2013. Namun, akuisisi ini masih menyisakan masalah terkait besaran nilai buku inlaum.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan, pihak Jepang merasa kecewa dengan proses pengakhiran perjanjian yang tidak berjalan dengan mulus.

"Jepang sebetulnya merasa agak kecewa mengapa pengakhiran perjanjian tidak terlalu mulus, Jepang ingin berjalan sangat mulus karena 30 tahun kerjasama dengan baik," kata Dahlan usai Rapin di Kantor PT Asei, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

"Tanggal 30 Oktober itu mereka perpisahan dengan baik, perpisahan mengharukan nangis-nangislah, setelah pengambilalihan ini Inalum sudah baik, mengharukan lah, saya juga terharu, berusaha dengan keras happy ending," tambahnya.

Mantan Dirut PLN ini menambahkan, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Hatta Rajasa telah menunjuk auditor independen dalam melakukan perhitungan nilai buku PT Inalum. Hal ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua pihak.

"Auidtor independen disepakati dua belah pihak, ini tidak berpengaruh pengambilalihan, pihak Jepang setuju dengan pengakhiran share transfer, tidak aset transfer," katanya.

Oleh sebab itu, Dahlan berharap dengan telah terjalinnya hubungan selama 30 tahun dengan Jepang dalam kerjasama di PT Inalum, pengambilalihan serta pengakhiran kontrak kerja dapat dilaksanakan dengan baik. "Pengakhiran ini harus happy ending, harus baik," tukas Dahlan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement