JAKARTA - Menurunnya pendapatan PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan Entitas Anak membuat laba perseroan pun anjlok. Hal ini pun diperparah karena rugi kurs sepanjang 2013.
Research Department PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, mengatakan walaupun rugi kurs, seharusnya pada kuartal I-2014 mulai ada perbaikan seiring dengan apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
‪"Terkait nilai tukar, kan di 2013 nilai tukar memburuk, namun seharusnya kuartal I-2014 akan ada perbaikan," ucap William kepada Okezone, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Kendati demikian, emiten pertambangan ini memang masih akan mengalami masa suram karena belum naiknya harga batu bara dan masih cukupnya persediaan batu bara.
"Sedangkan untuk longterm batu bara tetap menarik karena kebutuhan masih bagus, sebagai contoh energi yang dipakai PT Vale Indonesia aja ada yang mulai diubah ke batu bara‬," tuturnya.
Sekadar informasi, saham HRUM pada 28 Maret 2014 bergerak naik di level Rp2.185 per saham dari pembukaan di level Rp2.160 per saham. Sepanjang 2013, PT Harum Energy Tbk dan Entitas Anak mencatatkan penurunan pada pendapatan yang cukup drastis. Pendapatan tercatat menjadi USD837 juta dibandingkan periode sebelumnya USD1,04 miliar.
(Martin Bagya Kertiyasa)