JAKARTA - Dalam dua kuartal terakhir, pasar properti Jakarta kembali bergairah. Ini dibuktikan dengan kenaikan harga properti yang terjadi di beberapa kawasan di Jakarta dan sekitarnya.
Dalam riset yang dilakukan oleh portal properti Online yang berbasis di Jerman, Lamudi dalam lima bulan terakhir, terdapat kenaikan harga tarif bervariasi di setiap tempat di Jakarta karena alasan yang berbeda. Di mana saja?
Dikutip dari keterangan tertulis perusahaan, Jumat (5/9/2014) , yang pertama adalah kawasan Pancoran Riverside di Pengadegan, Pancoran. Lamudi mencatat ada peningkatan harga sebesar 9 persen dalam lima bulan terakhir, yang mana dipicu oleh kestrategisan lokasi dan fasilitas yang memadai.
Perkembangan serupa juga ditemukan di The Riscon Hills dan Bumiland Jatimurni di Jakarta Timur. Dua kawasan hunian yang berdekatan ini dekat dengan pusat perbelanjaan dan toko-toko. Wajar bila terjadi lonjakan harga yang signifikan, yakni sekitar 10 persen, selama lima bulan terakhir.
Semangat pertumbuhan properti, berikut harganya, juga ditemukan di luar Jakarta. Gagasan pembangunan kawasan-kawasan superblok sangat diminati pembeli properti hunian, mengingat kompleks yang dibangun menawarkan kemudahan mengakses berbagai fasilitas modern lifestyle. Sebut saja: rumah sakit, toko-toko, sampai dengan restoran-restoran.
Misalnya, saat Anda berkunjung ke Bekasi. Di sini, Lamudi menemukan peningkatan harga sebesar 14 persen untuk kawasan Superblock BTC City Kota Bekasi. Dengan iming-iming harga properti yang lebih murah—bila dibandingkan Jakarta, serta mudahnya akses pinjaman dari bank, kawasan ini jelas memikat banyak pembeli properti hunian.
Atau, cobalah berkunjung ke Al-Azhar Green Garden di Cibinong, Bogor. Di sini, ditemukan juga kenaikan sebesar 1 persen dalam jangka waktu lima bulan. Memang kenaikannya tidak segegap gempita Jakarta atau Bekasi, mengingat lokasinya cukup jauh dari ibukota. Ini pula yang menyebabkan harganya cukup terjangkau dan kenaikannya tidak ‘menggila’.
(Widi Agustian)