Selain itu, beberapa faktor global dan domestik masih mempengaruhi pelemahan rupiah. Menurut David, pelemahan Rupiah selain dipicu faktor global, juga karena dolar AS terus menguat atas sejumlah mata uang dunia lainnya.

"Selain itu juga turut dipicu meningkatnya risiko perekonomian domestik menyusul, meningkatnya ekspektasi inflasi hingga akhir tahun yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) bisa mencapai 7,7-8,1 persen. Kemudian akhir tahun banyak portofolio yang memang terdepresi dari dolar, sehingga memang menjadi semacam tradisi kalau akhir tahun meningkat," paparnya.
Dirinya menjelaskan, bahwa banyaknya pula beberapa pihak yang mencoba membayar utang akhir tempo. Serta kebijakan the Fed yang akan menaikkan tingkat suku bunga.
(Widi Agustian)