Jokowi mengatakan, ada beberapa hal yang bisa membuat fundamental ekonomi kian membaik, seperti pengalihan subsidi BBM, pembangunan infrastruktur dan kondisi pasar saham yang baik.
"Pengalihan subsidi BBM itu memberikan ruang fiskal lebih baik untuk APBN kita. Kedua, pembangunan infrastruktur, dalam sejarah, entah terbesar, Rp 290 triliun itu cukup besar bahwa ekonomi ke depan akan didukung oleh bangunan infrastruktur," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Oleh karena itu, Jokowi mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat tidak khawatir terhadap pelemahan Rupiah yang terjadi. "Artinya kekhawatiran itu, kalau lihat poin-poin tadi orang bacakan beda, bahwa fundamental ekonomi kita bisa baik," imbuhnya.
Jokowi menambahkan, penguatan dolar AS bukan berdampak pada Rupiah saja, tapi juga dirasakan oleh hampir semua mata uang dunia. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak menyamakan kondisi perekonomian saat ini dengan krisis moneter 1998.
"Semua negara alami ini, lihat Malaysia berapa persen, Rusia berapa persen. Beda loh, jangan disamakan dengan 1998. Itu dari Rp2.000 meloncat ke Rp15.000. Ya enggak? Ini yang paling penting menurut saya, BI sudah menjaga volatilitas agar terjaga dengan baik," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)