Walau begitu, Indonesia memang memiliki masih memiliki cadangan utang siaga (standby loan) kepada IMF sebesar USD2,79 miliar.
"Presiden selama ini statementnya kan makro ya. Bahwa intinya, apa namanya, kita harus ke depan mampu meningkatkan kemandirian ekonomi kita. Jadi ini poinnya kan ke sana. Jadi karena itu Presiden kan mengatakan, ya kita harus belajar semakin memperbaiki diri," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/4/2015).
Pratikno pun menyerahkan kepada instansi terkait seperti Bank Indonesia (BI) yang memiliki data statistik mengenai utang luar negeri Indonesia kepada IMF.
"Jadi kalau anda tanya detailnya itu, akan kita cek datanya. Data-data seperti apa kita akan konfirmasi lagi," paparnya.
Di sisi lain, dengan adanya polemik ini, masyarakat menilai tidak ada komunikasi politik yang baik antara pemerintahan Jokowi-JK dan pemerintahan sebelumnya. Namun, Pratikno membantah hal tersebut.
"Ya bukan begitu, itu terlalu berlebihan kalau seperti itu. Karena sebetulnya kan sudah banyak kebijakan yang diputuskan oleh kebijakan yang lama bahkan demokrasi yang dikatakan sepenuhnya sama, dan perubahan di beberapa tempat itu tetap lanjut," paparnya.
Menurut Pratikno, dalam demokrasi yang baik diamanatkan untuk perubahan yang lebih baik dengan pemimpin yang baru.
"Pemimpin yang baru dilakukan untuk melakukan beberapa perubahan-perubahan. Dan di situ ada keberlanjutan dan sekaligus ada perubahan ya," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)