Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Konversi Sukses, Indonesia Malah Krisis Gas di 2019

Dedy Afrianto , Jurnalis-Minggu, 29 November 2015 |17:53 WIB
Konversi Sukses, Indonesia Malah Krisis Gas di 2019
Ilustrasi Elpiji 3 kg. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya memangkas penggunaan minyak tanah di dalam negeri dengan melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas. Namun, konversi ini malah mengancam ketersediaan gas nasional.

Anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimy, mengatakan pasokan gas Indonesia tidak akan cukup jika konversi ini berhasil sepenuhnya. Pasalnya, Indonesia terikat oleh ekspor gas ke berbagai negara dengan perjanjian jangka panjang.

"Pada 2019 kita sudah mulai impor gas. Kenapa, karena kontrak gas kita dengan asing itu jangka panjang," tuturnya pada pewarta di Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu (29/11/2016).

Menurutnya, 50 persen dari total produksi gas nasional merupakan wajib ekspor karena Indonesia telah terikat perjanjian ekspor gas. Oleh karena itu, jika kebijakan konversi gas ini sukses, maka pada tahun 2019 mendatang Indonesia harus bersiap melakukan impor gas.

Namun, Rinaldy menegaskan, Indonesia memiliki pasokan gas yang cukup apabila ekspor gas tidak dilakukan. Oleh karena itu, perlu dicermati kembali kebijakan ekspor gas dan konversi gas di Indonesia agar tidak merugikan pemerintah.

"Bukan kita tidak punya gas, tapi gas yang kita punya itu sudah dikontrak supaya di pakai oleh asing. Tidak bisa dipakai di dalam negeri. Tetapi kalau semua gas kita dipakai di dalam negeri, tidak dipakai oleh asing, tidak ada kontrak, itu cukup," ujar Rinaldy.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement