Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Krakatau Steel Enggan Bangun Pabrik Rel

Danang Sugianto , Jurnalis-Rabu, 23 Desember 2015 |19:39 WIB
Krakatau Steel Enggan Bangun Pabrik Rel
Ilustrasi (Foto : Okezone)
A
A
A

JAKARTA - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi baja untuk beragam proyek infrastruktur. Namun, hingga kini perseroan belum fokus menggarap proyek rel kereta.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar mengatakan, pihaknya masih enggan memproduksi rel kereta lantaran masih minimnya permintaann didalam negeri. Sementara untuk memproduksi rel kereta dibutuhkan investasi untuk membangun pabrik khusus.

"Kebetulan Krakatau Steel masih belum punya mill dan facility (pabrik) untuk memproduksi rel," tuturnya di Gedung Krakatau Steel, Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Namun menurut perhitungan Sukandar, jika ingin membangun pabrik rel khusus maka dibutuhkan bahan baku baja sekitar 500-700 ribu ton per tahun. Sedangkan permintaan dari domestik saat ini hanya sekitar 67 ribu ton per tahun.

"Itu hasil studi dari Jepang. Jadi kalau investasi 700 ribu ton tapi demand-nya cuma 67 ribu ton maka tidak justified untuk saat ini," imbuhnya.

Sementara untuk proyek pembangunan rel kereta yang dijalankan pemerintah juga dianggap masih belum bisa memenuhi suplai yang akan dikeluarkan jika berinvestasi dalam pembangunan pabrik rel.

"Mereka (pemerintah) akan membangun 15 ribu km rel. Kalau dihitung 15 ribu km kiri kanan plus simpangan itu setahun cuma sekitar 240 ribu ton permintaannya. Ini masih jauh dari skala ekonomis kalau kita membangun pabrik rel tersendiri," tukasnya.

Selain itu permintaan rel kereta dari pasar global juga sedang menurun. Pasalnya produksi rel kereta di dunia sedang jauh melebihi dari permintaan yang ada.

"Hari ini itu lagi over supply jadi China dan Jepang juga lagi excess. Jepang itu malah ekspornya ke Amerika. Jadi lagi-lagi pertimbangan ekonomis kami sebaiknya memproduksikan barang-barang yang diminta secara jelas," pungkasnya.(rai)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement