Karena itu, pihaknya menginginkan agar Badan Urusan Logistik (Bulog) di setiap daerah ikut menyerap komoditas jagung. Dia menginginkan agar pembelian jagung petani harus lebih tinggi dibandingkan pembelian pedagang besar. “Saya meminta agar Bulog menaikkan pembelian jagung petani dengan selisih Rp50 per kg. Jadi, kalau pedagang menawar Rp4.200 per kg, Bulog harus bisa menawar Rp4.250 per kg,” katanya.
Namun, jika pedagang sudah menawar jagung petani sebesar Rp5.000 per kg, maka Bulog berhenti dulu. Harga itu sudah bagus dan akan ditunggu hingga harga pedagang turun lagi. Amran meminta para petani jagung untuk tenang pasca panen jagung. Pasalnya, Bulog merupakan pasar aman yang dapat menyerap komoditas jagung petani.
Selain itu, bagi para peternak, apabila harga beli jagung di pasaran umum terlalu tinggi, mereka juga dapat membelinya di Bulog. “Saya harap, Bulog Subdivre Jember siap untuk melayani pembeli dan peternak kecil di Jember. Kalau bisa, peternak bermodal besar dipending dulu pembeliannya. Kita dahulukan rakyat kecil,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Subbagian Divisi Regional (Divre) XI Jember, Khozin, mengatakan, selain gabah dan beras, pihaknya sudah siap membeli jagung dari petani. Penyaluran jagung ke masyarakat dilakukan lewat Operasi Pasar (OP). “Kami buka OP untuk masyarakat sebesar Rp3.700 per kg. Kami siap melayani peternak di Jember,” katanya.
(Fakhri Rezy)