TOKYO - Tersembunyi di balik dinding beton, ada sebuah kuil Buddha yang menggabungkan antara estetika modern dengan arsitektur tradisional periode Edo Jepang. Adalah Satoru Hirota Architects yang memperbaharui kuil abad ke-17 ini, yang hancur dalam Perang Dunia II dan kemudian dibangun kembali pada 1949.
Dilansir dari laman In Habitat, Kamis (10/3/2016), lebih dari 60 tahun setelah candi Tsunyuji pertama kali dibangun kembali, Satoru Hirota Architects yang berbasis di Tokyo ditugaskan untuk memperbaiki bangunan tua dan menambahkan beberapa fasilitas baru.
Mereka telah mengembalikan bangunan suci di sisi selatan dari lahan bobrok yang mencapai seluas 580 meter persegi (m2) dan dibangun dua bangunan baru di sebelahnya. Bangunan yang lebih kecil merupakan rumah aula resepsi, sementara bangunan berlantai tiga yang menghadap timur laut berisi lantai dasar kantor dan dua lantai lainnya sebagai akomodasi bagi pendeta tetap.
Arsitek mengombinasikan beton yang terekspos dan cedar terbakar hangus yang kontras dengan ubin kayu dan atap pedesaan struktur yang ada. Dinding beton dan volume mengelilingi lahan dan membedakan daerah. Pintu masuk ditandai dengan kerangka beton persegi panjang. Shirakawa pasir mengisi teras sekitarnya dan, batu besar disusun bersama-sama untuk membentuk tempat duduk informal, melengkapi tampilan minimalis dan nuansanya.