Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Susun Tata Ruang Wisata Bahari, Pemda Anggarkan Rp400 M

Antara , Jurnalis-Senin, 23 Mei 2016 |13:34 WIB
Susun Tata Ruang Wisata Bahari, Pemda Anggarkan Rp400 M
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

PESISIR SELATAN - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan Rp400 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk kawasan wisata bahari terpadu (KWBT).

Dari anggaran tersebut nantinya akan dikucurkan secara bertahap kepada daerah-daerah hingga 2017. Untuk tahun ini tahap pertama dikucurkan sebanyak Rp35 miliar. (Baca juga: RTRW Tak Kunjung Rampung, Investasi di Riau Terhambat)

Hal tersebut disambut positif oleh pemerintah daerah salah satunya Sumatera Barat. Untuk itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta Kabupaten Pesisir Selatan menyiapkan tata ruang Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) yang ada di wilayah tersebut.

Menurut Irwan, dari Padang hingga Mandeh terdapat sejumlah titik wisata bahari yang potensial. "Supaya tidak ada yang mendirikan bangunan dengan sembarangan, meskipun itu tanah ulayat, harus ada tata ruang yang jelas," kata Irwan.

Gubernur Sumbar itu juga menyampaikan, pengembangan KWBT Mandeh bakal rampung dalam tiga tahun ke depan, mengingat sebagian dari perencanaan kini telah mulai berjalan.

Beberapa perencanaan itu, seperti pembangunan jalan dari Kecamatan Bungus Kota Padang menuju KWBT Mandeh sepanjang 41 kilometer yang pengerjaannya telah dimulai. (Baca juga: Ubah Total Tata Ruang dan Wilayah Semarang)

 

Bahkan, pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan sebelumnya juga telah mengalokasikan anggaran pendamping untuk pembebasan lahannya.

"Tahun ini, dikucurkan dana Rp35 miliar. Nanti pada anggaran perubahan akan ditambah lagi," ujarnya pula.

Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Pesisir Selatan Gunawan menyatakan pengembangan destinasi wisata di daerah ini dibagi menjadi dua zona.

Pertama, zona eksklusif, seperti di kawasan Batu Kalang dan Bukit Ameh yang nantinya dikelola para investor. "Sudah ada perusahaan pengembang pariwisata yang meliriknya," ujarnya.

Selain itu, terdapat zona masif seperti di Kenagarian Sungai Nyalo Kecamatan Koto XI Tarusan yang menjadi garapan masyarakat di sekitar KWBT Mandeh.

Ia menambahkan, tak hanya jalan, perkembangan lainnya di KWBT Mandeh adalah telah rampung pembangunan 100 unit toilet program Kementerian Pariwisata.

Sedangkan untuk "homestay" beberapa di antaranya juga sudah mulai berdiri. "Selain bantuan kementerian, juga ada yang dibangun para perantau dan investor lokal," kata dia pula.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement