Ada benarnya usulan itu karena selama ini sistem kuota impor sapi bakalan sudah diberikan, namun tetap saja harga jual sapi potong menjadi sangat tinggi seakan tidak mampu lebih rendah dari sapi lokal, padahal tingkat pertumbuhan bobot badan (PBB) sapi impor lebih baik dibanding sapi lokal.
Terbukanya impor sapi bakalan juga bisa dimanfaatkan pengusaha di daerah untuk ikut memperkuat ketahanan pangan bidang peternakan sehingga setiap daerah akan berlomba memenuhi kebutuhan daging.
Pemda bisa memberikan insentif untuk merangsang pengusaha setempat atau bisa juga BUMD, termasuk BUM Desa menggarap bisnis penggemukan sapi atau pembibitan sapi.
Sapi bakalan asal Australia dan Selandia Baru secara genetik mempunyai tingkat PBB yang lebih baik sehingga jika digemukkan akan mempunyai efisiensi pakan yang lebih baik dibanding sapi lokal.
Soal pakan yang berkualitas juga sudah tidak menjadi persoalan karena saat ini teknologi pakan sudah berkembang bahkan sudah banyak peternak yang menciptakan inovasi pakan lebih baik.
Akan lebih baik lagi kalau yang diimpor adalah sapi betina sehingga klop dengan program inseminasi buatan yang semennya berasal dari sapi impor juga.
Dengan demikian merangsang peternak untuk melakukan pembibitan sendiri dengan menghasilkan sapi bakalan yang berkualitas.
(Fakhri Rezy)