Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Saatnya Investasi Properti di Jawa Tengah

Saatnya Investasi Properti di Jawa Tengah
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Laju pertumbuhan industri properti yang tengah melambat tidak hanya dirasakan di wilayah Jabodetabek saja. Namun hal tersebut juga terjadi di Jawa Tengah, yang dikarenakan masih minimnya daya beli masyarakat pada semester I-2016 masih minim.

Namun kondisi tersebut bisa dimanfaatkan bagi Anda yang gemar berinvestasi khususnya melalui properti. Saat ini, menjadi momentum yang tepat untuk berinvestasi di Jawa Tengah.

"Jadi, jika Anda punya dana mumpuni, ini merupakan momen tepat untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Saat daya beli menurun, konsumen yang bisa membayar secara tunai maupun bertahap akan dilayani seolah ‘raja’. Dan tidak menutup kemungkinan potongan harga menarik yang bisa didapatkan," kata Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah, MR Priyanto

Lesunya daya beli masyarakat bisa dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya nominal Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Jawa Tengah yang relatif kecil. Per Januari 2016 ketetapan UMK tertinggi berada di wilayah Semarang (Rp1,909 juta) sementara yang terendah Rp1,310 juta untuk Brebes.

“Untuk komersial dan rumah kelas menengah penjualannya cukup bagus. Hanya saja di sektor apartemen mulai ada penurunan pasokan yang disebabkan rendahnya daya beli masyarakat,” imbuhnya.

Faktor lain yang mendasari turunnya daya beli konsumen di sektor apartemen disebabkan pertimbangan harga. Priyanto berpendapat, masyarakat lebih memilih membeli rumah tapak daripada apartemen karena harga jual yang nyaris sama.

Terbukti, dari listing perumahan baru Rumah.com menunjukkan harga Rp750 jutaan dibanderol untuk apartemen tipe 2 bedroom di Candiland Apartement. Berlokasi di Jl Semarang-Surakarta, posisi apartemen berjarak hanya 1,8 kilometer dengan Universitas Diponegoro.

Sementara jarak 2,4 kilometer berlaku saat menuju Mal Ciputra Semarang dan Lapangan Simpang Lima.

Sedangkan dengan dana lebih rendah yakni Rp628 juta, konsumen bisa memiliki sebuah rumah satu lantai tipe 65/81 di klaster The Amaya. Tipe ini dilengkapi dua kamar tidur dan dua kamar mandi.

Fasilitas yang dihadirkan perumahan meliputi club house, kolam renang, taman bermain anak, RFID gate system, panic button, CCTV dan keamanan 24 jam, central generator system, house keeping & laundry, serta broadband internet (Wifi).

Letak klaster The Amaya pun relatif strategis, karena hanya berada 2 km dari ikon Kota Semarang yakni Lapangan Simpang Lima.

Harga jual yang tidak jauh berbeda juga ditawarkan CitraGrand Semarang melalui tipe Melvin Deluxe. Dipasarkan Rp600 jutaan, klaster ini terletak dalam sebuah kawasan residensial yang menghadirkan keselarasan antara area bisnis, komersial, dan theme park, di tengah konsep lingkungan hijau.

Namun, menyoal instrumen investasi yang menguntungkan, menurut Priyanto, sektor apartemen layak dipertimbangkan karena penggunaannya saat ini memang bukan untuk ditinggali melainkan disewakan kembali.

“Ada juga yang membeli apartemen sebagai rumah kedua mereka. Sementara orangtua yang menyekolahkan anaknya di Universitas Diponegoro, rela merogoh kocek untuk membeli satu unit apartemen ketimbang menyewa kos-kosan,” tutupnya.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement