TANGERANG – Pertumbuhan industri elektronik di Tanah Air tahun ini diprediksi masih lemah. Salah satunya karena menurunnya daya serap pasar terhadap produk refrigeratoratau lemari es.
Per semester I/2016 pertumbuhan penjualan kedua produk itu minus 2 persen. Kendati demikian, dari sisi serapan pasar, industri menganggap pada tahun ini sudah mulai membaik sehingga pabrikan kembali menggenjot produksi lemari es. ”Target produksi kami di pabrik Legok naik 20 persen dibanding tahun lalu. Penjualan lokal produksinya menjadi 500.000 unit (tahun sebelumnya di kisaran 400.000). Sementara, pasar lemari es sendiri masih minus 2 persen,” ungkap Product Marketing Home Appliance LG Electronics Indonesia Charlie Woo saat kunjungan ke pabrik lemari es dan mesin cuci LG di Legok, Tangerang, Banten, kemarin.
Dia menambahkan, pabrik LG secara total tahun ini ditargetkan mampu memproduksi lemari es hingga 1.250 juta unit. Produksi tersebut didominasi untuk kebutuhan ekspor global. ”Dengan komposisi 70 persen untuk pasar ekspor dan sisanya 30 persen untuk domestik,” kata Charlie Woo seraya menambahkan bahwa penjualan LG sampai semester I/2016 secara value naik 10 persen. Terkait kebutuhan terkini di pasar, Charlie Woo mengungkapkan, masyarakat konsumen belakangan banyak yang mencari perangkat kulkas berteknologi inverter.
Karena itu, LG memperbesar volume produksi lemari es berteknologi inverter di pabriknya yang berada di Legok, Tangerang. Pada kesempatan yang sama Product Marketing LG Electronics Indonesia Mohammad Faiz A mengatakan, khusus deretan lemari es, inovasi teknologi inverter diaplikasikan pada kompresor berdesain khusus yang dinamai LG Inverter Linear Compressor.
(Raisa Adila)