Pada 2016, kinerja ritel tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan 2015. Beberapa hal yang menjadi latar belakang membaiknya kinerja sektor ritel tersebut adalah tingkat inflasi yang cukup rendah dan terjaga serta harga energi yang cukup stabil.
Selain itu, Bank Indonesia pada tahun 2016 telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali hingga 150 basis poin. Bahkan BI telah mengganti "BI rate" menjadi BI 7-d Reverse Repo Rate.
"Kebijakan monter BI itu menentukan faktor pinjaman. Jadi ada relaksasi bunga pinjaman, dulu 10-12% sekarang menjadi 8-9%," tutur Roy.
Menurut Aprindo, adanya belasan paket deregulasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemintahan juga berdampak positif. Paket deregulasi kebijakan tersebut dinilai mampu meningkatkan daya saing industri dalam negeri, termasuk sektor industri ritel.
(Dani Jumadil Akhir)