Tips Membuka Counter Pulsa dan HP
Darmawan menceritakan bahwa modalnya saat mendirikan bisnis HP sebesar Rp10 juta, namun kini sudah tidak realistis. Sebab, harga smartphone sekarang tidak seperti HP dahulu. Belum lagi biaya sewa tempat yang membengkak mengikuti laju inflasi.
"Setidaknya untuk mendirikan bisnis ini butuh modal minimum Rp100 juta. Untuk sewa tempat Rp25 juta per tahun, etalase dan peralatan lain Rp10 juta, sisanya untuk stok barang," terang Darmawan.
Ia juga menegaskan, guna meraih sukses dalam menjalankan bisnis HP, pemilik harus mau terjun langsung menjalankannya. Kemudian tidak perlu segan-segan berkomunikasi secara personal dengan pembeli.
"Pembeli itu kan pertama dia melihat-lihat dulu, kita komunikasi dan tanya, berarti dia ingin gadget seperti ini dengan budget sekian. Dengan begitu, kita kasih rekomendasi. Dari situ obrolan terus berlanjut," tuturnya.
Darmawan juga meyakini jangan pernah takut untuk berjualan smartphone melalui toko offline meskipun penetrasi toko online sangat masif. Sebab, penjualan secara offline dengan pendekatan secara personal memiliki keunggulan tersendiri di mata pembeli.
"Memang saingan kita toko online, mereka bahkan bisa dapat harga yang lebih murah. Tapi tidak semua orang percaya dengan toko online, kita ambil pasar di situ. Customer yang sudah kita touch akan percaya. Pembeli pasti konsultasi 'Mana sih yang bagus?' Nah, di situ kita diskusi. Hal itu enggak bisa didapat beli secara online," tegasnya. (rzy)
Tips Membuka Counter Pulsa dan HP
Darmawan menceritakan bahwa modalnya saat mendirikan bisnis HP sebesar Rp10 juta, namun kini sudah tidak realistis. Sebab, harga smartphone sekarang tidak seperti HP dahulu. Belum lagi biaya sewa tempat yang membengkak mengikuti laju inflasi.
"Setidaknya untuk mendirikan bisnis ini butuh modal minimum Rp100 juta. Untuk sewa tempat Rp25 juta per tahun, etalase dan peralatan lain Rp10 juta, sisanya untuk stok barang," terang Darmawan.
Ia juga menegaskan, guna meraih sukses dalam menjalankan bisnis HP, pemilik harus mau terjun langsung menjalankannya. Kemudian tidak perlu segan-segan berkomunikasi secara personal dengan pembeli.
"Pembeli itu kan pertama dia melihat-lihat dulu, kita komunikasi dan tanya, berarti dia ingin gadget seperti ini dengan budget sekian. Dengan begitu, kita kasih rekomendasi. Dari situ obrolan terus berlanjut," tuturnya.
Darmawan juga meyakini jangan pernah takut untuk berjualan smartphone melalui toko offline meskipun penetrasi toko online sangat masif. Sebab, penjualan secara offline dengan pendekatan secara personal memiliki keunggulan tersendiri di mata pembeli.
"Memang saingan kita toko online, mereka bahkan bisa dapat harga yang lebih murah. Tapi tidak semua orang percaya dengan toko online, kita ambil pasar di situ. Customer yang sudah kita touch akan percaya. Pembeli pasti konsultasi mana sih yang bagus. Nah, di situ kita diskusi. Hal itu enggak bisa didapat beli secara online," tegasnya.
(Rizkie Fauzian)