JAKARTA – Bisnis fotokopi serta alat tulis kantor (ATK) cocok dikembangkan di sekitar sarana pendidikan seperti kampus atau sekolah serta wilayah perkantoran. Lokasi-lokasi tersebut dinilai sangat cocok untuk bisnis ini.
Target bisnis ini yang menjadi potential market adalah anak sekolah, mahasiswa, dan karyawan kantor. Biasanya mereka mencari perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan perkerjaan dan kegiatan belajar-mengajar seperti pulpen, kertas lipat, lem, atau menggandakan kertas tugas.
Berikut ini Okezone paparkan tahapan untuk memulai bisnis fotokopi dan ATK beserta bujet yang harus disiapkan.
Tahap I: Memulai Bisnis
1. Survei ke tempat-tempat strategis, misalnya sekolahan dan depan kampus.
2. Analisisi kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan konsumen.
3. Mencari tempat pembelian stok barang yang berkualitas dan harga miring.
4. Mempersiapkan sarana-sarana promosi pada konsumen.
Tahap II: Menyikapi Hambatan
1. Saingan Anda tidak hanya satu penjual alat tulis dan perlengkapan kantor, namun banyak juga orang yang membuka usaha sama.
2. Harga dasar barang sekarang tinggi, apalagi dengan adanya krisis global yang menyebabkan harga kertas naik. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat pembelian Anda dan konsumen.
Tahap III: Strategi Bisnis
1. Manfaatkan momentum spesial, misalnya penerimaan siswa dan mahasiswa baru, tentu banyak sekali yang membutuhkan perlengkapan sekolah seperti buku alat tulis dan sebagainya. Di masa-masa seperti ini, Anda bisa menyediakan stok yang lebih banyak dari hari-hari biasa.
2. Jalin kerjasama dengan panitia penerimaan mahasiswa baru untuk informasi pembelian alat-alat orientasi pengenalan kampus dan pemasangan iklan di majalah sekolah.
3. Promosi bisa dilakukan melalui spanduk atau brosur.
Tahap IV: Analisis Bisnis
Modal Awal  |
|
Etalase |
Rp2.000.000 |
Mesin fotokopi |
Rp3.000.000 |
Alat pemotong kertas |
Rp  500.000 |
Alat jilid press |
Rp2.000.000 |
                                      Total |
Rp7.500.000 |
Peralatan mengalami penyusutan selama empat tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp1.500.000 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp7.500.000 – Rp1.500.000)/4 = Rp1.500.000 per tahun atau sama dengan Rp125 ribu per bulan.
Perkiraan laba/rugi per bulan
Asumsi rata-rata pendapatan Rp3000.000
Rp300.000 x 30 = Rp9.000.000
Biaya Operasional |
|
Penyusutan barang |
Rp125.000 |
Sewa tempat |
Rp800.000 |
Stok barang satu bulan |
Rp5.000.000 |
Listrik dan telepon |
Rp500.000 |
Transportasi |
Rp500.000 |
Lain-lain |
Rp200.000 |
                                          Total |
Rp7.125.000 |
Laba bersih Rp9.000.000–Rp7.125.000 = Rp1.875.000.
Perkiraan modal kembali
Rp13.500.000/Rp1.875.000 = 7,2 bulan.
Sumber:
Diolah dari buku 99 Bisnis Anak Muda, Malayahati dan Hendry E Ramadhan, Penebar Plus.
(dni)