Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bandung Masih Miliki 29 Kawasan Kumuh

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 15 Februari 2017 |10:08 WIB
Bandung Masih Miliki 29 Kawasan Kumuh
Ilustrasi : Okezone
A
A
A

BANDUNG – Kawasan kumuh di Kota Bandung diperkirakan saat ini masih cukup banyak. Berkaca pada penelitian 2013, dari luas wilayah 16.000 hektare, 253 hektare di antaranya masuk kategori kawasan kumuh.

Kawasan tersebut tersebar di 29 titik. Pengamat permukiman dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Haryo Winarso mengungkapkan, data kawasan kumuh seluas 253 hektare diperoleh berdasarkan data penelitian 2013. Jumlah tersebut, menurut dia cenderung menurun dibandingkan 2009 yang mencapai 53 kawasan.

“Kalau dilihat dari total luas permukiman di Bandung, hanya 53% perumahan (kompleks). Namun kondisinya pun berbeda-beda. Ada perumahan yang memang layak, padat, dan bahkan kumuh,” jelasnya.

Menurut dia, ada tiga kategori permukiman yang bisa dikatakan kumuh, yakni kumuh berat, kumuh ringan, dan kumuh sedang. Dia menyarankan, untuk menanggulangi permukiman kumuh, Pemkot harus secara bertahap membangun rumah susun (rusun) bagi warga yang masih tinggal di kawasan dan bangunan ilegal, untuk dipindahkan ke kawasan yang lebih legal.

Kebijakan pemkot mengalihkan warga dari permukiman ilegal ke yang lebih legal, kata Haryo, secara konseptual memang sudah benar. Akan tetapi pemkot perlu melakukan evaluasi soal akses transportasi dari rusun ke tempat kerja bagi para penghuni rusun. Ke “Kalau rusun yang dibangun seperti Sadang Serang atau Rancacili, saya lihat masih terlalu jauh dari akses transportasi menuju tempat kerja si penghuninya,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan, Arif Prasetya. Menurut dia, meski pihaknya sampai saat ini belum memiliki data pasti mengenai jumlah kawasan kumuh di kota Bandung, namun diperkirakan jumlahnya memang masih banyak. “Kawasan kumuh tersebut biasanya berada di dekat pusat perkotaan dan cenderung dimulai dari titik kedatangan penduduk luar kota.

Misalnya di belakang Terminal Cicaheum, Astana Anyar, Tegallega, Kiaracondong, Cicadas, dan kawasan lainnya,” kata Arif. Mengenai hal tersebut, di 2017 ini pihaknya mengadakan program perbaikan 1.035 rutilahu yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Mulai dari memperbaiki kualitas bangunan tempat tinggal, ruang keluarga yang layak, hingga perbaikan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) umum. “Kami menganggarkan sekitar Rp7 miliar untuk perbaikan 1.035 rumah rutilahu. Setiap rumahnya diberikan minimal anggaran di kisaran Rp5 - 15 juta,” jelas Arif.

(Raisa Adila)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement