JAKARTA - Fundamental ekonomi Indonesia hingga saat ini masih terbilang cukup kuat. Hanya saja, Indonesia perlu memperhatikan gejolak eksternal yang dapat berdampak ke ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah arus modal asing yang keluar dari Indonesia akibat kenaikan suku bunga the Fed.
Hanya saja, menurut catatan Bank Dunia, terdapat beberapa sektor yang dapat menjadi andalan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah sektor jasa yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan yang paling menjanjikan.
Sektor ini memiliki kontribusi yang meningkat terhadap perekonomian dan perdagangan Indonesia, meskipun porsinya masih di bawah tingkat yang dicapai oleh banyak negara berpendapatan menengah lainnya.
Pentingnya sektor jasa bagi pertumbuhan ekonomi diperjelas oleh keterkaitan ke depan yang kuat ke seluruh sektor perekonomian lainnya. Pasalnya, Indonesia adalah negara pengimpor jasa bersih karena permintaan jasa melebihi pasokannya di sebagian besar sektor.
"Data OECD, Indonesia adalah salah satu negara dengan hambatan tertinggi di dunia. Jika itu bisa dikurangi, bukan hanya kenaikan daya saing, akan mendorong sektor lainnya. Jasa menjadi input bagi sektot lain. Maka menghilangkan hambatan di sektor jasa, akan bermanfaat bagi sektor lainnya dan perekonomian," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia Indonesia Rodrigo Chaves di Energy Building, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Namun demikian, Indonesia memiliki beberapa peraturan ketat yang paling menghambat perdagangan jasa . Hambatan ini berkontribusi pada produktivitas sektor jasa yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara pembanding.
Hambatan ini juga menjadi faktor rendahnya produktivitas sektor manufaktur. Pasalnya, jasa merupakan masukan utama untuk memproduksi barang-barang manufaktur.
Oleh karena itu, tinjauan kembali terhadap hambatan perdagangan jasa diperlukan, mengingat pentingnya peran jasa bagi perekonomian secara keseluruhan.
"Kemiskinan dan ketidaksetaraan mulai menurun. Pertumbuhan ekonomi akan terus naik di 2017 yang diharapkan akan sangat membantu bagi kenaikan harga komoditas dan diharapkan bisa mendorong pertumbuhan. Lalu juga butuh kontribusi sektor lainnya," tutupnya.
(kmj)
(Rani Hardjanti)