Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dari Mana Aliran Dana Korea Utara untuk Biayai Militernya?

Fakhri Rezy , Jurnalis-Jum'at, 07 April 2017 |05:10 WIB
Dari Mana Aliran Dana Korea Utara untuk Biayai Militernya?
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Korea Utara (Korut) terkenal akan kekuatan militernya. Bahkan, Korut pun telah mempunyai senjata nuklir yang berkekuatan dahsyat.

Namun, darimana Korea Utara menghimpun dana untuk kebutuhan militer?

Mengutip laman CNN Money, di sinilah Korea Utara mendapat uang tunai yang dibutuhkan untuk militer:

Batu Bara

Sumber terbesar dari mata uang asing diyakini berasal dari jutaan ton batubara yang dijualnya ke China setiap tahun. Mereka menyumbang sekira sepertiga dari ekspor resmi pada 2015.

Pendapatan menimbulkan keraguan pada bulan Februari ketika China mengatakan akan menghentikan semua impor batubara dari Korea Utara untuk sisa tahun ini.

Tetapi para ahli mengatakan klaim China untuk menekan perdagangan sering terdengar lebih keras dari mereka. China tidak ingin menghancurkan perekonomian dari tetangganya, yang dilihat sebagai penyangga antara Korea Selatan dan sekutu utamanya, AS.

Korea Utara juga ekspor komoditas lainnya, dan barang-barang dasar seperti bijih besi, makanan laut dan pakaian, ke China.

Tabungan di China

Walaupun asumsi soal China dalam perdagangan sangat sulit, Korut diduga menyiksa negaranya sendiri hingga besar dan kuat dari hujannya dana penjualan batubara ke China. Terutama penjualan selama ada lonjakan harga komoditas global dalam dekade terakhir.

Vietnam disebut menyimpan uang dengan nilai yang luar biasa besarnya di China, yang dapat digunakan untuk membeli apa yang diinginkan untuk mendukung program persenjataan mereka.

Dengan menjaga uang di China, Korea Utara dapat lebih mudah menghindari sanksi yang dikenakan kepada mereka.

Hacker

Sejak awal tahun lalu, Korea Utara memaksimalkan sumber pendapatan potensial, yakni meretas perbankan.

Negara ini sekarang sedang dikaitkan dengan serangan terhadap lembaga keuangan di 18 negara, Menurut sebuah laporan baru dari perusahaan keamanan cyber Rusia Kaspersky.

Sebuah pencurian cyber pada bank sentral Bangladesh menjadi berita utama pada Maret 2016. Para peneliti Kaspersky mengatakan operasi peretasan yang sama, mereka telusuri kembali ke Korea Utara, juga telah digunakan di negara-negara jauh seperti Kosta Rika, Polandia dan Nigeria.

Kerja Paksa

Korea Utara memiliki sejumlah kaum elit yang kaya raya, tetapi sebagian besar warganya adalah miskin dan di masa lalu telah dirusak oleh kelaparan. Ini juga salah satu perekonomian paling ditutup di dunia, tetapi rezim masih menemukan cara untuk memeras uang dari orang-orang tersebut.

Salah satu cara mengirimkan ribuan pekerja Korea Utara ke luar negeri untuk bekerja keras dalam kondisi kerja paksa di tempat-tempat seperti China, Rusia dan Timur Tengah, menurut laporan PBB dari tahun 2015. Mereka diyakini bekerja dalam industri seperti pertambangan, penebangan, tekstil dan konstruksi .

Rezim juga telah menyedot uang dari penduduk dalam negeri dengan mendirikan department store dan menjual ponsel, menurut Curtis Melvin, seorang peneliti di AS-Korea Institute di Johns Hopkins University.

Beberapa warga Korea Utara berhasil mengumpulkan mata uang keras melalui perdagangan pasar gelap di dalam negeri dan di perbatasan dengan China, para ahli mengatakan.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement