Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berawal dari Sebuah Toko Buku, Amazon Bertransformasi Jadi Perusahaan Besar

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 18 April 2017 |12:41 WIB
Berawal dari Sebuah Toko Buku, Amazon Bertransformasi Jadi Perusahaan Besar
Ilustrasi: theverge
A
A
A

JIKA e-commerce saat ini didominasi produk seperti fashion, kosmetik, dan gadget , Amazon di awal kehadirannya justru lebih menyerupai toko buku. Di tahun 1995 Amazon oleh banyak pihak disebut sebagai biang keladi yang membuat banyak toko buku kebakaran jenggot takut kehilangan pelanggannya.

Bagaimana tidak? Model bisnis Amazon yang saat itu belum mengenal istilah e-commerce mengubah cara orang membeli buku: mereka bisa mencari di situs Amazon dan kemudian membelinyadengancara online.

Bahkan ketika buku dalam format e-book sudah dikenal, Amazon semakin gencar dengan penjualan koleksi buku-bukunya. Menurut Jeff Bezos, saat itu buku menjadi barang yang dicari mengingat pada masa tersebut angka literasi jauh lebih parah daripada saat ini. Namun harga yang ditawarkan lebih murah sehingga minat baca sangat tinggi. “Di awal kehadirannya banyak yang ragu, termasuk toko buku konvensional, bahwa Amazon mampu membangun bisnis toko buku online ,” sebut Jeff.

Amazon yang saat itu hanya memiliki basisdiSeattle, AmerikaSerikat, mencatat bahwa dua bulan setelah web Amazon berjalan, diperoleh penjualan USD20.000 per minggu serta sudah mencapai seluruh negara bagian dan 45 negara.

“Kami memang tidak berencana untuk menghasilkan banyak keuntungan dalam jumlah yang banyak dan waktu yang cepat. Kami tidak akan memperoleh profit dalam waktu yang sangat panjang,” ungkap Jeff menanggapi toko buku konvensional yang merasa skeptis terhadap Amazon saat itu.

Dan benar saja, memang bisnis ritel atau apalagi e-commerce saat ini bukan soal seberapa cepat bisnis tersebut memperoleh keuntungan, melainkan kepercayaan dari konsumen. Jeff mengatakan bahwa berkat word of mouth alias promosi dari mulut ke mulut, Amazon pun dikenal sebagai “toko buku” terlengkap.

Di tahun 1997, dua tahun setelah beroperasi, Amazon pun mulai membuka sahamnya untuk publik atau IPO. Amazon memperkenalkan fitur Associate, yaitu setiap iklan penjualan buku akan ditautkan ke layanan Amazon dan mereka yang bermitra dengan Amazon mendapat komisi dari penjualan buku. Nama Amazon pun semakin besar karena layanan mesin pencari seperti Yahoo dan America Online juga menggandeng Amazon.

Akhirnya di bulan Oktober tahun itu Amazon mengumumkan layanannya menjadi ritel online pertama yang mengantongi 1 juta pelanggan yang berasal dari seluruh negara bagian Amerika dan 160 negara lain dengan penjualan tahunannya mencapai USD147,8 juta. Sejak saat itu Amazon terus bertambah besar dan merentangkan tangannya menjamah negara-negara lain dengan cara mengakuisisi perusahaan ritel online terbesar yang ada di tiap negara.

Hal ini membuat Amazon dapat mengamankan posisinya di pasar tiap negara dan memperkuat rantai distribusinya. Dan di sinilah Amazon mulai menjual produk selain buku yang membuatnya menjadi seperti toserba online.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement