MALANG– Asuransi syariah dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan makin berkembangnya kebutuhan masyarakat akan jasa asuransi, serta nilai-nilai utama yang ditawarkan asuransi syariah seperti adil, transparan, dan universal.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 menunjukkan, masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi baik terhadap industri asuransi masih relatif rendah, terutama terhadap asuransi syariah.
Survei tersebut menunjukkan, indeks literasi asuransi hanya mencapai 15,76%, turun dari 2013 sebesar 17,84%. Sementara itu, tingkat utilitas mencapai 12,08%, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81%.
“Artinya, dari 100 orang Indonesia hanya 15 sampai 16 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi dan hanya 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi,” ujar Chief Agency Officer Syariah PT Sun Life Financial Indonesia Norman Nugraha dalam seminar edukatif bertema Sejahtera Bersama Asuransi Syariah yang digelar Sun Life di Universitas Islam Malang (Unisma), Malang, Jawa Timur.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Sun Life terus menggelar seminar edukatif guna meningkatkan literasi masyarakat terhadap pentingnya asuransi dan perencanaan keuangan yang tepat. Seminar edukatif serupa juga telah Sun Life digelar di Banda Aceh dan Solo. Norman mengatakan, melalui kegiatan edukasi seperti ini, diharapkan masyarakat memperoleh pemahaman komprehensif mengenai produk, nilai-nilai, manfaat, dan peluang bisnis asuransi syariah.
“Kami yakin nilai-nilai bisnis yang ditawarkan asuransi syariah akan diterima dengan baik oleh masyarakat di mana pun, termasuk di Malang,” tutur Norman.
Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur, imbuh dia, Malang merupakan pasar potensial bagi pengembangan industri asuransi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, populasi Kota Malang mencapai 845.973 penduduk.
Jika ditambah dengan penduduk dari 15 kecamatan di sekitar Malang, maka terdapat lebih dari 2,3 juta penduduk di Malang Raya. Dukungan pusat perdagangan, industri usaha kecil menengah, dan pariwisata juga menjadikan Malang sebagai pusat ekonomi penting di Jawa Timur.
“Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di luar Jabodetabek, Jawa Timur memiliki peran positif terhadap pengembangan bisnis Sun Life secara nasional,” katanya.
Mengingat pentingnya sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan mengenai asuransi syariah, kata Norman, Sun Life pun membentuk keagenan syariah Sun Life sebagai Modern Syariah Insurance Expert (MSIE). Hal ini menurutnya menjadi pembeda dari keagenan asuransi syariah lainnya.
Norman menyebutkan, agen asuransi syariah Sun Life unggul karena terlatih secara profesional dan memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas.
“Kami berharap dapat merekrut lebih banyak agen MSIE dari daerah ini yang akan membantu menyebarkan manfaat asuransi syariah ke masyarakat lebih luas lagi,” ujarnya.
Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Yusuf Helmi meyakini, Malang dapat menjadi katalisator bagi industri asuransi syariah di Jawa Timur. Ia mengapresiasi langkah Sun Life yang sangat serius mengembangkan industri asuransi syariah di Indonesia, termasuk di Malang.
Dengan ruang tumbuh yang masih besar, ia optimistis sektor asuransi syariah dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan secara nasional pada 2017. Pada Desember 2016, Risk Based Capital syariah Sun Life mencapai 177%, jauh lebih tinggi dari persyaratan pemerintah sebesar 30%. Didukung lebih dari 2.000 agen syariah berlisensi Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Sun Life memiliki 58 kantor pemasaran syariah yang tersebar di 72 kota di seluruh Indonesia.
(Rizkie Fauzian)