JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di China. Kunjungan ini dilakukan untuk membahasa pembangunan infrastruktur dan Jalur Sutra China.
OBOR adalah jalur ekonomi dan perdagangan dari China melalui jalur laut dan darat ke berbagai negara. Jalur ini kemudian sering diistilahkan dengan 'Jalur Sutra'.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, China memiliki dana investasi besar sekira USD3 triliun. Melihat besarnya dana, ditambah Indonesia merupakan salah satu partner baik bagi China, pemerintah akan menawarkan tiga area terintegrasi untuk di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), Kalimantan Utara (Kaltara), dan Sumatera Utara (Sumut).
Proyek terintegrasi di Bitung, Luhut menerangkan, China bisa bangun toll road, jalan kereta api, lapangan terbang (bandara), pelabuhan, listrik, dan area properti.
"Lapangan terbang diperlukan untuk internasional karena Manado tidak bisa diperluas lagi dari 2.800 meter. Turis China naik 1.200% dan hotel di Manado mulai kewalahan. Kalau Bitung jadi, ini bisa jadi satu kawasan sendiri, dan dari sana bisa jadi hub yang kita buat nanti turis ke tempat lain. Misalnya ke Bunaken, ke selatan ada Pulau Wakatobi. Jadi banyak lagi. Dari situ bisa juga ke Bali, dan Toraja. Jadi ini hub," tuturnya, di kantornya, Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Untuk investasi di Kaltara, Luhut mengatakan, di sana ada potensi listrik 7.200 megawatt (mw). Pemerintah menawarkan, China bisa sekaligus membuat smelter dan industrial part di sana. Jadi pemerintah ingin Kaltara mampu membuat produksi seperti alumunium dan nikel sampai ke produk turunannya.
"Saya sudah ketemu di OBOR, saya tinggal di sana 1,5 hari di Beijing. Saya ketemu CITIC, perusahaan nomor 5 di dunia, mereka bersedia organisasi masuk ke sana karena mereka ada pengalaman di hidropower," ujar Luhut.