Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (Maska) Hermanto Dwiatmoko berpendapat KA barang memiliki peran penting dalam penghematan biaya logistik.
Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar KA hanya 1.500 liter dibandingkan dengan truk yang bisa mencapai 14.000 liter.
"Harus ada kebijakan khusus agar para pelaku usaha berminat beralih ke KA, kalau kita bisa pindahkan satu juta TEUs, pemerintah dapat Rp3,5 triliun dan dalam tiga tahun sudah kembali uangnya," ujarnya.
Dia menambahkan, seharusnya pemerintah menambah infrastruktur KA lebih merata, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Penambahan infrastruktur seharusnya tidak terkonsentrasi hanya proyek-proyek Ibu Kota, seperti MRT, LRT, dan kereta cepat.
Dia menjelaskan kebutuhan akan moda transportasi kereta api di Pulau Jawa sendiri masih belum tercukupi dengan kapasitas yang ada, terutama pada musim ramai, seperti Lebaran.