“Hal ini sejalan dengan pertumbuhan industri non-migas dan manufaktur yang tahun 2017 diharapkan memberikan kontribusi 5,5 dan 18,7% terhadap PDB,” kata Airlangga.
Dia juga menjelaskan anggaran pemerintah untuk infrastruktur naik di atas 80% untuk tahun depan mencapai Rp387,3 triliun, sehingga dapat mendorong industri baja.
Airlangga juga mengungkapkan permintaan baja (crude steel) mencapai 14 juta ton, Indonesia masih mengimpor 8 juta ton karena industri baja domestik baru dapat memproduksi 6 juta ton. Diharapkan kapasitas produksi baja dapat mencapai 12,9 juta ton pada 2020 dan menjadi 26,1 juta ton pada 2025.
(Fakhri Rezy)