JAKARTA - Kinerja keuangan yang cemerlang dari sektor perbankan menjadi roda penggerak saham sektor ini. Tercatat hingga hari ini saham perbankan secara sektoral menguat sebesar 19,65% (year to date/ytd) ke level 971,45 hingga penutupan perdagangan Jumat 28 Juli 2017.
Menurut Analis NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji, kenaikan saham sektor perbankan tak lepas dari keberhasilan bank dalam meraup laba.
Hingga Mei 2017, kata Bima, bank -bank kapital, antara lain PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) mengindikasikan adanya pertumbuhan yang memuaskan.
"Secara umum, Big Bank (BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI) mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 9,6% (yoy)," ujarnya saat dihubungi Okezone, Senin (31/7/2017).
Selain kinerja keuangan, Bima menuturkan bahwa bank telah berhasil menekan rasio kredit bermasalah (NPL). Sebut saja, BMRI yang telah berhasil mengurangi NPL secara gross sebesar 0,04% dari 3,86% menjadi 3,82%.
Baca Juga:
Keterbukaan Data Nasabah Bank, Saham Perbankan Terancam Berguguran
Ditjen Pajak Bisa Intip Data Nasabah, Nasib Saham Perbankan?
"Tren NPL cenderung turun sehingga berpotensi menambah atau menjaga tingkat keuntungan perbankan ke depan," tambah dia.
Dengan adanya upaya bank untuk melakukan pencadangan kredit, serta penghapusan kerugian atas kredit bermasalah, Bima memprediksi, masih ada ruang bagi saham sektor perbankan untuk tumbuh hingga tutup tahun.
"Kira- kira masih ada upside 5%-10% lagi," ujarnya.
Sebagai catatan, bank kapital tersebut juga telah merilis kinerja semester I 2017. Dari rilis laporan keuangan tiga bank BUKU IV, semuanya mencatatkan kenaikan laba.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi bank yang mencatatkan kinerja paling positif. Laba BBNI tercatat tumbuh paling tinggi sebesar Rp6,41 triliun dari sebelumnya Rp4,37 triliun atau mengalami kenaikan Rp2,04 triliun atau sekira 46,71%.
Sementara itu, laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada Semester I-2017 mencapai Rp10,5 triliun. Angka ini naik sekira 10% dari periode yang sama pada 2016, sebesar Rp9,6 triliun.
Kenaikan laba BBCA disebutkan karena turunnya biaya pencadangan. Dari laporan keuangan, biaya pencadangan perseroan semester I-2017 sebesar Rp936 miliar atau turun sekira 53,3% dari Rp2 triliun pada periode yang sama pada 2016.
Baca Juga:
Doping Investment Grade Akan Bereaksi ke Saham Perbankan Semester II
Rawan Diserang Hacker, Perbankan Harus Antisipasi Gangguan Transaksi Online
Laba BBNI diimbangi dengan kenaikan angka penyaluran kredit sebesar 15%. BBNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp412,18 triliun pada semester I 2017. Realisasi ini tumbuh 15,4% secara tahunan (yoy) dibandingkan Rp357,22 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp9,5 triliun pada kuartal kedua pada 2017. Angka tersebut naik sebesar Rp2,4 triliun atau 33,7% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp7,1 triliun.
Kenaikan laba di Semester I-2017 ini ditopang oleh perbaikan yang dialami oleh dunia usaha. Oleh karena itu, perseroan dapat menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) secara gross turun 0,04% dari 3,86% menjadi 3,82%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)