JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) optimis perseroannya mampu bertahan di tengah kebangkrutan perusahaan jamu tertua di Indonesia, PT Nyonya Meneer. Pihaknya menilai perbedaan pangsa pasar menjadi faktor yang membedakan kedua perusahaan jamu ini.
Direktur Keuangan Sido Muncul Venancia Sri Indrijati menyebutkan, pangsa pasar dari perseroan adalah jamu yang telah dimodernisasi. Sementara, perusahaan jamu Nyonya Meneer kebanyakan menjual jamu tradisional.
"Usaha kita jalan seperti biasa karena produknya beda, Sido Muncul kan produknya produk tradisioanl hanya sebagian kecil, sisanya udah modernisasi. Kami lebih dulu lakukan inovasi untuk bisa tumbuh dan tumbuh," katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Baca Juga:
Nyonya Meneer Pailit, Menperin: Industrinya Enggak Bermasalah
Produsen Jamu Legendaris Nyonya Meneer Dinyatakan Pailit, Kok Bisa?
Dia menyebutkan, porsi penjualan produk jamu tradisional oleh perseroan totalnya tidak melebihi 20% dari keseluruhan produk kesehatan yang diproduksi dan dipasarkan oleh perseroan.
"Produk dia beda, jadi kalau mungkin Nyonya Meneer masih bergerak di tradisional jamu, kalau porsi kita kira-kira cuma 15%. Sisanya modern seperti tolak angin dan sejenisnya," papar dia.
Di zaman seperti sekarang ini, jamu yang telah dimodernisasi memang trennya lebih banyak diminati oleh masyarakat ketimbang jamu tradisional. Dari segi rasa, kata dia jamu yang dimodernisasi pun jauh lebih enak rasanya. Sehingga disukai hingga berbagai kalangan.
Baca Juga:
Belajar dari Gugurnya Kerajaan Nyonya Meneer, Aturan Main Jadi Kunci Utama dalam Bisnis Keluarga
Pihaknya pun menepis adanya isu berhembus soal perseroan yang dinyatakan akan mengakusisi perusahaan jamu Nyonya Meneer. Kata dia, mengingat status perusahaan tersebut yang dinyatakan vailid, maka tidak dapat diakuisisi.
"Kaitannya Nyonya Meneer tutup berarti udah dinyatakan vailid, tidak bisa diakusisi dan itu akan diselesaikan oleh kurator," tandasnya.
Namun, dia menekankan bahwa perseroan tak mau menanggapi lebih dalam soal permasalahan yang tengah dihadapi oleh perusahaan jamu tertua itu. Lagipula, kata dia Nyonya Meneer bukan perusahaan publik.
(Dani Jumadil Akhir)