Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengintip Bisnis Cybersex dan Kehidupan Cam-Girls di Rumania

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 10 Agustus 2017 |20:29 WIB
Mengintip Bisnis <i>Cybersex</i> dan Kehidupan <i>Cam-Girls</i> di Rumania
Lorenzo Maccotta/BBC
A
A
A

WEBCAM interaktif adalah sektor bisnis pornografi global yang paling cepat berkembang. Di Rumania, ribuan wanita bekerja sebagai "cam-girls" dari studio dan dari rumah. Ini adalah bisnis tanpa henti 24 jam serta 7 hari seminggu dengan mayoritas klien dari Amerika Utara dan Eropa Barat.

Di sebuah trotoar sebuah gedung apartemen tinggi di jantung kota Bucharest, sekelompok perempuan muda merokok, berbicara dan tertawa, seperti dikutip dari BBC. Ini adalah pemandangan yang tidak biasa.

Kecuali di bawah sinar matahari pagi yang terang, riasan berat mereka, sepatu hak tinggi yang berkilau, menunjukkan hal kontras dengan pakaian musim panas dari orang yang lewat.

Di dalam gedung, Studio 20 menempati lantai pertama dan kedua. Empat puluh kamar dalam koridor dengan dinding yang dihiasi gambar perempuan dari negara-negara dengan pakaian mewah glamor.

Pintu tertutup berarti bisnis sedang berjalan. Di dalam ruangan itu seorang wanita sedang live langsung melalui webcam dengan klien internasional.

Selama dia sendirian di ruangan itu, semuanya legal. Di dunia virtual relationships dan cybersex ini, mereka yang berada di depan kamera adalah "model" dan orang-orang yang menonton adalah "member".

Lana bekerja di Kamar 8. Didominasi oleh tempat tidur melingkar dengan bantal. Ada lemari pakaian yang berisi beberapa bajunya. "Saya biasanya menggunakan gaun, pakaian dalam, atau pakaian berbahas kulit," katanya.

Di sudut ruangan ada layar komputer besar, kamera mahal dan dibelakangnya, lampu studio profesional. Puluhan pasang mata mungkin melihat Lana dikamarnya secara online dan real time melalui situs dewasa. Tapi dia tidak menghasilkan uang sampai ada anggota yang meminta dia untuk "go private" dalam sesi webcam satu lawan satu.

LiveJasmin adalah cam host internet terbesar di dunia. Antara 35 dan 40 juta pengguna mengunjunginya setiap hari, dan pada saat tertentu, ada 2.000 model yang online. Tidak sulit untuk memahami bagaimana industri webcam menghasilkan sekitar USD2-3 miliar pada tahun 2016.

Lana adalah lulusan yang bekerja di bidang real estat sampai jatuhnya ekonomi global tahun 2008 dan menumbangkan Rumania ke dalam resesi. Saat itulah dia pertama kali melakukan video chat.

"Saya sendirian di dalam ruangan, dan rasanya ada ratusan orang di sekitar saya dan saya tidak dapat mengikuti apa yang mereka semua katakan, dan apa yang mereka minta dari saya. Ini cukup mengejutkan, tapi kemudian saya belajar menjadi perseptif tentang member mana yang potensial membayar dan tidak membuang waktu dengan mereka semua di ruang online gratis. "

Lalu apa yang terjadi di webcam pribadi satu lawan satu? "Sebagian besar percakapan saya kadang-kadang bermain peran (role-play), dan sebagian kecil dari itu adalah telanjang dan masturbasi," katanya.

Sementara member kadang mencoba mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan, dia bisa mengatur kecepatan. "Terserah Anda sebagai wanita untuk memimpin, dan itu cukup."

Yang penting adalah menahan klien yang membayar selama mungkin. "Anda memiliki waktu 10 menit untuk menjadi imut dan seksi, dan sebaiknya Anda membicarakan sesuatu karena jika tidak, member tidak akan bertahan," kata Andra Chirnogeanu, manajer PR Studio 20.

Untuk tujuan ini, Studio 20 mempekerjakan pelatih, psikolog, dan guru bahasa Inggris. Sebagian besar kliennya adalah Amerika Utara dan Eropa, jadi sangat penting model bisa berkomunikasi dengan mereka.

Tapi guru bahasa Inggris bernama Andrea, memiliki kemampuan yang jauh melampaui kemampuan bahasa.

"Saya mengajari mereka tentang fetish. Apa itu fetish, mengapa seseorang memilikinya. Kami mempelajari Freud dan banyak psikologi. Dan kami mempelajari sebuah buku tentang gesture karena wanita harus sensual, cerdas dan cantik," ujar Andrea

Geografi juga penting, jadi modelnya bisa membicarakan tentang negara anggota berasal.
"Ini bukan hanya bisnis seks seperti yang dipikirkan beberapa orang. Model harus berbicara dengan member seolah-olah berada dalam hubungan secara online yang normal. Kemampuan mendiskusikan banyak hal membawa kenyamanan bagi kedua belah pihak," ujar Andrea

Studio 20 adalah franchise webcam studio terbesar di dunia. Dia memiliki sembilan cabang di Rumania, termasuk satu yang mempekerjakan "cam-boys" yang melayani klien gay. Cabang lainnya berada di kota Cali, Budapest dan Los Angeles.

Tidak semua model bekerja dari studio

Sandy Bell, lulusan dengan dua gelar universitas, adalah salah satu wanita yang melakukan usaha webcam dari rumah. Dia menghasilkan sekitar 100 euro (£ 90) per hari saat dia online untuk menambah penghasilannya sebagai desainer interior.

Salah satu keuntungan bekerja sendiri dan berhubungan langsung dengan perusahaan web hosting adalah dia memperoleh persentase yang lebih besar dari biaya member.

"Kebanyakan dari mereka adalah orang baik, bukan orang gila. Ada banyak member yang mencari cinta. Mereka ingin hubungan. Beberapa member ingin Anda memanggil nama mereka. Atau untuk berbicara dengan mereka saat Anda menari. Saya sangat jujur ​​dengan mereka, mereka tahu saya punya pacar, dan mereka tahu kita tidak akan berhubungan seks dalam kehidupan nyata, " ujarnya.

Pasangan Sandy Bell tinggal bersamanya di sebuah apartemen di pinggiran kota Bucharest. Pacarnya tahu apa yang dia lakukan, tapi orang tuanya tidak. Hal ini tidak jarang terjadi di industri  ini. Termasuk pemilik studio, kerap menyembunyikan pekerjaan mereka dari keluarga dan teman.

Ini menjelaskan fakta bahwa mereka yang berbicara dengan BBC di Bucharest lebih suka menggunakan nama cam mereka, atau hanya nama depan.

Tidak seperti banyak yang bekerja di industri seks, Sandy Bell tidak khawatir dengan keamanannya sendiri. "Apa yang bisa dilakukan member terhadap saya? Jika dia melewati sebuah garis atau bahkan jika dia tidak sopan kepada saya, saya cukup mengklik mouse dan menghentikannya. Dan saya dapat berbicara dengan administrator situs web dan untuk memblokir alamat IP. Jadi Orang itu tidak akan pernah bisa masuk lagi meski dia mengubah nickname. Maksud saya, orang-orang itu ribuan mil jauhnya dari saya. Mereka tidak menyentuh Anda, tidak ada yang menyentuh Anda. Anda online sendirian dan Anda bekerja online sendirian," ujarnya.

Apakah Sandy Bell adalah korban? Dia bilang dia tidak, meski feminis seperti Irina Ilisei mengatakan pertanyaan yang lebih rumit dari yang terlihat. "Apakah kita berbicara tentang wanita yang dipaksa melakukan ini? Apakah mereka wanita yang memilihnya? Atau mungkin mereka melakukannya karena mereka dimanipulasi secara psikologis, atau mereka memiliki kekurangan ekonomi. Mungkin, ini adalah kombinasi dari semua faktor ini, " ujarnya.

Ilisei percaya bahwa faktor itu juga yang jadi pendorong termasuk tingkat kehamilan remaja Rumania yang tinggi, dan fakta bahwa 30% dari mereka yang menyelesaikan pendidikan tinggi tidak dapat menemukan pekerjaan.

Industri webcam juga melakukan yang terbaik untuk menarik perhatian wanita muda ke dalam bisnis.
"Ada iklan di kampus universitas. Siswa mendapatkan pesan lewat Facebook tentang tawaran kerja. Dan studio itu seperti perusahaan seperti  karir di bidang lain. Bahasanya adalah tentang memberdayakan wanita muda, mandiri, belajar, bahkan mendapatkan bonus jika Anda meyakinkan temanmu untuk mencobanya juga, " ujar Ilisei.

Bagi Lana, 31 tahun, webcamming telah menyediakan cukup uang baginya untuk membesarkan anak perempuannya sendiri, dan menginvestasikan uangnya dalam sesuatu "yang akan mendatangkan uang ke negara ini".

Dia berencana untuk berhenti dalam waktu dua tahun. Tapi beberapa wanita tidak bebas membuat pilihan yang dimiliki Lana. Oana, 28 tahun, menganggap dirinya sebagai pelarian dari industri seks.

Pada usia 16, dia jatuh cinta dengan pacar yang membujuknya untuk melakukan video chat. "Dia mengatakan kepada saya bahwa saya hanya harus berbicara, itu saja, tapi dia di kamar bersamaku, dan kami membuat pornografi di sana."

Dia kemudian bekerja sebagai pelacur di Jerman, sampai dia menemukan keberanian untuk kembali ke Bucharest dalam kehidupan baru. Sekarang dia bekerja dalam pencegahan pekerjaan seks dan mengkampanyekan tentang pengalamanya kepada wanita muda, dan mencoba meyakinkan mereka tentang bahaya video chat.

"Ada gadis yang berpikir mereka hanya akan tinggal di depan kamera dan menghasilkan uang. Tapi semua hal yang mereka lakukan di sana akan mempengaruhi pikiran mereka. Langkah selanjutnya adalah pelacuran, saya lihat itu sekarang."

Namun, Lana tidak setuju. "Ini tentang menjual otak Anda, bukan tubuh Anda," katanya. "Saya melihatnya seperti sebuah pertunjukan,  tapi ini bukan pekerjaan untuk semua orang. Banyak gadis berhenti setelah beberapa minggu atau bahkan hari, karena mereka memiliki pola pikir bahwa mereka menjual tubuh. Pola pikir Anda adalah Yang penting dalam pekerjaan ini, saya memiliki batasan, dan saya benar-benar tidak merasa dieksploitasi. "

Andra Chirnogeanu, Manajer PR Studio 20, juga menolak gagasan bahwa ini adalah tindakan berisiko atau merusak secara psikologis."Yang merusak secara psikologis adalah bekerja 12 jam di kantor mendapatkan upah minimum,"  katanya.

Namun, kenyataan bahwa model yang sering berusaha menyembunyikan pekerjaan mereka. Jika Lana dan Sandy Bell bisa hidup dengan baik dengan kualifikasi dan pengalaman kerja lainnya, apakah mereka masih memilih untuk menanggalkan pakaian untuk klien bila tinggal di New York, Frankfurt dan London?

(Donald Banjarnahor)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement