JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) punya tugas membuat pandangan peraturan yang akan berlaku tahun mendatang. Peraturan ini dibuat untuk menghadapi inflasi dan varian Omicron yang penyebarannya kian mengkhawatirkan.
Tercatat 19 negara di Eropa mengalami peningkatan biaya hidup sebesar 4,9% pada November seiring berembusnya kabar varian Omicron dan dampak varian Delta yang masih menghantui.
Baca Juga:Â Omicron Masuk RI, Apa Dampaknya ke Ekonomi?
“Peningkatan tajam pada infeksi dan inflasi dan kedaruratan varian baru, Omicron, membuat gambaran jadi lebih rumit. Hal ini membuat dewan pemerintahan mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk menetapkan detail penyesuaian peraturan non-konvensional,” kata pengamat ECB di bawah Natixis, Dirk Schumacher, dalam sebuah penelitian, dikutip dari CNBC, Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Natixis, institusi yang dipimpin oleh Christine Lagarde membuat program pembelian obligasi baru pada Maret 2020 untuk membangkitkan perekonomian negara-negara Eropa. Program yang diberi nama Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) ini akan berakhir Maret 2022 mendatang dengan total potensi 1,85 juta euro atau USD2,19 triliun.
Baca Juga:Â Sri Mulyani Mulai Khawatir Dampak Omicron Rusak Ekonomi RI seperti Delta
Program lain ECB dinamakan Asset Purchase Program (APP) mendapatkan pemasukan bulanan 20 juta euro. ECB menggunakan kombinasi program ini dan PEPP untuk menopang perekonomian 19 negara bermata uang Euro.