JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan mengalami perlambatan diindikasi karena bunga kredit yang masih tinggi. Pasalnya, bunga kredit perbankan saat ini masih 11,83% di Bank Indonesia (BI).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, agar Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya atau 7 days Repo Rate untuk menggenjot penyaluran kredit tersebut. Hal itu menanggapi wacana dari BI untuk kemungkinan membuka ruang pelonggaran kebijakan moneternya.
"Nah, gimana realisasinya, wah itu tergantung Bank Indonesia, nyalinya kayak apa," ungkap Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/8/2017).
"Gini, selalu kan ada faktor plus minusnya. Pro dan kontra. Kan Amerika kemarin ini enggak menaikkan Fed Rate, ya kalau ekonominya membaik dia pasti akan menaikkan nanti. Itu kons-nya. Nah pronya adalah inflasi kita relatif lebih terjaga, nah itu bisa lebih ke arah pelonggaran," imbuhnya.
Menko Darmin menilai, keputusan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga sepenuhnya ada di BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga ia memercayakan kedua lembaga tersebut akan melakukan yang terbaik untuk menurunkan suku bunga kredit perbankan tersebut.
"Ya sebenarnya juga OJK yang final, sekarang adalah orang-orang, saya kan kenal yang namanya Pak Wimboh (Ketua DK OJK) dan orang-orang yang punya kecenderungan mendorong tingkat bunga turun," jelasnya.
Namun ia menjelaskan, KPR rendah belum tentu bisa menurunkan tingkat bunga turun. Selain itu, KPR tidak bagian dari BI dan OJK tapi bagian dari Kemenko Perekonomian.
"Enggak dong, KPR itu saya yang ngurusi. Kalau yang namanya KUR itu bagus. dan kalau tahun lalu masih rendah sekali untuk produksi, tahun ini sudah bagus 40%, tahun lalu 22%-23%. Jadi kalau KUR itu arahnya makin bagus dan pertumbuhannya bagus," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)