Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Daya Beli Masyarakat RI Dibilang Melemah, Mendag: Mana Buktinya?

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Kamis, 17 Agustus 2017 |08:26 WIB
Daya Beli Masyarakat RI Dibilang Melemah, Mendag: Mana Buktinya?
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Isu daya beli masyarakat Indonesia turun sempat disebut sebagai pemicu lesunya penjualan ritel di Tanah Air. Namun hal ini ditampik oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dengan mengatakan bahwa tidak ada indikasi yang membuktikan daya beli melemah.

"Semua realisasi naik, jadi tidak ada, isu lemah dari mana? di mana bukti lemahnya?," ungkapnya di Kantor Pajak Pusat, Rabu (16/8/2017) malam.

Baca Juga: Sektor Retail Lesu? Mendag: Jangan Lempar Pernyataan yang Tidak Berdasarkan Data

Menurutnya pendapatan dari semua sektor mengalami peningkatan. Mulai dari ekspor hingga tingkat konsumsi naik. Sehingga tak perlu cara menaikkan pertumbuhan karena memang sudah naik.

"Caranya ya sekarang naik terus, ekspor naik, surplus naik, investasi naik, belanja naik, tingkat konsumsi naik, tidak ada alasan untuk turun," jelasnya.

Enggar juga secara terbuka menyampaikan bahwa pertumbuhan ritel tidak mengalami penurunan. Ditegaskannya, hal ini terlihat dari pencapaian pertumbuhan ritel dari perusahaan-perusahaan

"Karena ini keterbukaan informasi, saya sampaikan dari perusahaan-perusahaan Tbk seperti Matahari Departemen Store itu laba 10,83% dengan laba bersih itu naik 15,65%. Dia bersaing mataharimall.com yang tidak bisa disampaikan kinerjanya karena bukan Tbk. Walaupun demikian ada kenaikan pertumbuhan," ujarnya.

Baca Juga: Kumpulkan Para Ekonom hingga Pejabat BI, Menko Darmin Tak Ingin Ada Perbedaan soal Ekonomi RI

Kemudian perusahan pemegang merk Alfa Mart, Alfaria kinerjanya pendapatan tumbuh 13,54% dengan laba bersih turun. Hal ini dikarenakan ada ekspansi yang membuat capaian laba tentu menurun. Kemudian, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pendapatan tercatat tumbuh 9,84% secara year on year, di mana laba bersih terlihat naik 45%.

"Ace Hardware pendapatan naik 18% persen (yoy), laba besih 37,64%, MAP 15%,Indo Retali tumbuh dengan laba bersih turun karena ekspansi buka toko baru. Ini mencerminkan betapa kuatnya pertumbuhan retail," ujarnya.

Sekadar informasi, pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2017 sebesar 5,01% dan angka ini sama dengan kuartal I-2017. Pertumbuhan ini membuat banyak isu yang menilai bahwa ekonomi Indonesia melambat dikarenakan daya beli masyarakat yang turun.

"Kalau daya beli turun atau negatif tidak tahu arah negara ini. Ini masih tetap tumbuh, hanya pertumbuhan yang lambat, secara nominal masih terdapat peningkatan belanja. Memang melambat jika dibandingkan di 2016, dari 5,18% ke 5,01%," ungkap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati di Hotel Borobudur Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.

Baca Juga: "Belanja Kurang Tidak Berarti Daya Beli Turun"

Menurutnya, yang membuat pertumbuhan masih cukup baik adalah karena di tengah perekonomian global yang tak menentu harga komoditas menurun. Pertumbuhan ekonomi ini memang masih jauh dari negara China tapi lebih bagus juga dari negara lain. Selain itu, ada tiga sektor yang tumbuh signifikan yakni informasi dan komunikasi 10,88% lebih tinggi dari 2016, jasa lain masih meningkat serta transportasi juga namun share ke produk domestik bruto (PDB) tidak terlalu signifikan

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement