Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RAHASIA SUKSES: Kwek Leng Beng, Sang Raja Hotel dari Singapura

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Minggu, 27 Agustus 2017 |18:35 WIB
RAHASIA SUKSES: Kwek Leng Beng, Sang Raja Hotel dari Singapura
(Foto: Straits Times)
A
A
A

JAKARTA - Tidak semua miliarder kerap bergaya formal memakai setelan jas untuk bekerja. Mark Zuckerberg contohnya, pendiri Facebook itu kerap memakai kaos oblong dalam kesehariannya, meskipun dia akan memakai jas jika bertemu dengan klien.

Berbeda pula tampilan miliarder Kwek Leng Beng. Dia biasanya datang dengan setelan sombre dengan celana panjang salmon warna pink. Dia telah membuang tampilan ala korporasinya dan menggantinya dengan kombinasi gaya blazer biru dengan kemeja dan dasi berpola, dipasangkan dengan sepatu electric-blue dan celana eye-popping.

Pria berusia 75 tahun ini memang memiliki dua lemari pakaian, satu untuk bisnis dan satu lagi untuk acara santai.

Kwek Leng Beng adalah ketua eksekutif konglomerat Hong Leong Group dan pengembang properti City Developments Limited (CDL). Dia juga ketua Millennium & Copthorne Hotel (M&C) yang terdaftar di London dan memiliki 128 properti, baik CDL dan M&C yang merupakan anggota dari Hong Leong Group of Companies.


Baca juga:

RAHASIA SUKSES: Butuh 39 Tahun Elizabeth Duke Ubah Nasib dari Teller Bank Jadi CEO Wells Fargo

OKEZONE WEEK-END: Cerita Howard Schultz Dirikan Starbucks, Sempat Ditolak dan Pilih Resign

Seperti permainan monopoli, Kwek telah mengumpulkan properti di tempat-tempat yang strategis, seperti Millennium Gloucester Hotel di London Kensington, Millennium Hail Hotel di Arab Saudi, Millennium Broadway Hotel di New York Dan Millennium Mitsui Garden Hotel di Tokyo. Aset hotel lainnya di bawah CDL termasuk Properti mewah Singapura di Tanglin dan W Singapura, Sentosa Cove.

Perusahaan Kwek memang tidak terlalu besar, namun dia pintar mencari partner untuk membangun properti mewah tersebut. Menurutnya, jika perusahaan Anda tidak begitu besar, maka Anda harus menemukan ceruk untuk bisa bertahan. Untuk mendapatkan ceruk itu, Anda harus berpikir out of the box.

Oleh karena itu, dia pun mengutamakan keindahan hotel yang berasal dari disain, arsitektur, inovasi, perawatan dan kenyamanan, dengan mengembangkan minat dalam desain fungsional, juga estetika. Untuk mencari ide, dia kerap membaca artikel, majalah dan buku tentang hotel seperti Hotel Revolution dan The Design Hotels Book.

Bisa dibilang, dia memiliki obsesi untuk menciptakan hotel yang sempurna. Kwek bahkan menginap di hotel lain, untuk melihat bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan desain dan layanannya, dan untuk mendapatkan ide untuk memperbaiki propertinya sendiri.

Selain itu, dia juga sering menginap di hotelnya sendiri juga, untuk melihat jika ada yang perlu perbaikan. Ini adalah keterampilan yang dia jaga sejak membangun hotel pertamanya, King's Hotel di Havelock Road pada tahun 1970.

Kwek datang ke Singapura saat berusia 16 tahun dan mendirikan Hong Leong Company pada 1941. Dengan modal awal USD7.000, dia memulai sebuah kelontong di Beach Road yang menjual tali, cat untuk kapal serta persediaan bagi perkebunan karet. Seiring berjalannya waktu, dia terus mengembangkan bisnisnya menjadi beragam, bersama dengan saudara laki-lakinya, yang memiliki saham dalam bisnis ini.

Pada 1948, mereka membentuk Hong Leong Company Private Limited dan membeli perkebunan karet. Mereka juga mulai menjual bahan bangunan dan juga mulai menawarkan layanan pembiayaan dan masuk ke pasar properti.

 

Baca juga:

RAHASIA SUKSES: Wanita Cantik 24 Tahun Jadi Miliarder Termuda China, Apa Kuncinya?

RAHASIA SUKSES: Bisnis Nyonya Meneer Berawal dari Peralatan Dapur


Kwek mewarisi ketajaman bisnis dari ayahnya. Dia memulai bisnis keluarga saat dia berusia 23 tahun sebagai eksekutif manajemen tingkat pemula. Dia dipromosikan dan ditugaskan untuk mencari investasi bagus dan menegosiasikan kesepakatan. Pada 1972, dia memimpin pengambilalihan pengembang properti residensial di Hong Leong, dan mengubah perusahaan yang rugi itu menjadi salah satu tuan tanah dan pemilik hotel Singapura terbesar.

Pada tahun 1989, dia meluncurkan CDL Hotels, mendaftarkan perusahaan tersebut di pasar Hong Kong dan melanjutkan pembelian hotel. Awalnya, group tersebut hanya memiliki enam properti. Namun, tujuh tahun kemudian Kwek memiliki sekitar 60 hotel di portofolionya.

Dan pada 1994, dia pun menggantikan ayahnya sebagai ketua eksekutif Hong Leong Group. Ayahnya meninggal pada tahun yang sama, ketika berusia 82 tahun.

Meski demikian, usaha perhotelan belum selalu mulus. Bisnis properti Kwek sempat terguncang, karena adanya serangan teroris pada 11 September 2001. Hotel Millennium Hilton-nya di New York, tepat di seberang WTC, rusak parah akibat puing-puing. Meski fondasi bangunan itu utuh, segala sesuatu di dalamnya harus dimusnahkan.

Akibatnya, hotel tersebut harus mengalami renovasi besar-besaran. Pada saat itu, perusahaan asuransi pun bersikeras tidak menggantinya, sehingga menyebabkan pertengkaran sehari-hari. Selain itu, peristiwa tersebut juga membuat tingkat hunian hotel lain di New York City turun hampir 70%.

Tapi dia pun berhasil pulih dengan membuat interior hotelnya menarik sehingga menarik pelanggan. Menurut Kwek, bergabung dengan bisnis keluarga telah membawa dia meraih kesuksesannya, meski dia "terpaksa" untuk bergabung.

"Saya tidak punya pilihan selain bekerja untuk ayah saya. Tapi itu adalah keberuntungan tersendiri bahwa saya memiliki hasrat untuk berbisnis real estat dan keramahtamahan. Penting untuk mencintai apa yang Anda lakukan, dan saya melakukannya," tutur dia.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement