JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan selama ini banyak yang menganggap bahwa seakan-akan kelapa sawit menjadi malapetaka. Karena isu lingkungan yang ada seperti kebakaran lahan gambut yang masih jadi permasalahan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Bambang saat memberikan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) di Auditorium Kementan.
"Seakan-akan kelapa sawit jadi malapetaka, masyarakat diuntungkan isu lingkungan, HAM, konflik sosial, kebakaran, dan hambatan perdagangan," ungkapnya, Selasa (29/8/2017).
Baca Juga: Duh! Dari 11 Juta Ha Lahan Sawit di RI, Baru 16% Tersertifkasi
Bambang juga mengatakan bahwa sawit yang banyak menyerap air juga sempat dikatakan sebagai tanaman yang boros air. Padahal dengan menyerap banyak air akan diuapkan kembali akan memberi dampak baik.
"Sawit banyak serap air, banyak serap hujan, justru dengan kebutuhan banyak diserap cepat akar-akarnya dan diupkan lagu. Tapi disalahkan sebagai tanaman boros air. Kita ikut-ikut serang sawit," jelasnya.
Baca Juga: Semester I, Ekspor Minyak Sawit ke Uni Eropa Tumbuh 42%
Padahal menurutnya, seharusnya Indonesia bangga punya perkebunan sawit. Selain itu, sawit juga sudah menyebar di negara-negara besar lainnya.
"Keberadaannya telah menyebar di semua pulau-pulau besar besar. Enggak perlu marah, justru bangga karena itu emas hijau," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)