Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Di Depan Para Insinyur, Sri Mulyani Ungkap Ketidakpuasan dengan Pertumbuhan Investasi

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 29 September 2017 |17:12 WIB
Di Depan Para Insinyur, Sri Mulyani Ungkap Ketidakpuasan dengan Pertumbuhan Investasi
Foto: Feby/Okezone
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mencatat laju pertumbuhan ekonomi yang didorong dari investasi semakin meningkat. Di triwulan ke II kinerja dari investasi mencapai 5,4% atau pertumbuhannya lebih tinggi dari periode yang sama di 2016 sebesar 4,2%.

Meski pertumbuhan konsumsi dan investasi itu relatif cukup kuat tetap tidak membuat puas Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pasalnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%-7% maka dibutuhkan jumlah investasi yang lebih banyak.

Baca juga: Top! Indonesia-Kroasia Sepakat Perkuat Komoditas Perdagangan

"Perekonomian kita didorong pertumbuhannya dari investasi langsung oleh PMA dan PMDN. Nah di Indonesia PMA dan PMDN kita relatif cukup baik, ke duanya tumbuh growt-nya 12,7%, itu cukup tinggi. Namun dibandingkan keinginan kita mau tumbuh 6-7%, 12,7% mestinya lebih tinggi lagi," ujarnya dalam acara Persatuan Insinyur Indonesia di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Sri Mulyani meyakini Indonesia bisa mencapai target tersebut. Pasalnya, saat ini sisi investasi masih sangat atraktif denan besarnya pasar dan daya beli.

Baca juga: Menperin: Indonesia Negara Favorit Tujuan Investasi

Selain itu, Indonesia juga didukung dengan kebijakan ekonomi makro yang stabil dan baik. Hal ini, lanjut Sri Mulyani, akan membuat investasi datang berduyun-duyun.

"Kita PMA tumbuh 10,6% dan PMDN 15,9%. Negara-negara yang pernah saya datangi waktu di Bank Dunia itu pertumbuhan investasi double digit seperti ini merupakan sesuatu yang bagus. Jadi kalau kita mau tumbuh 6%-7%, investasi harus lebih tinggi," tukas dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement