Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RAHASIA SUKSES: Kishore Biyani, Raja Ritel India yang Tak Mau Ikut Arus

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Sabtu, 14 Oktober 2017 |18:54 WIB
RAHASIA SUKSES: Kishore Biyani, Raja Ritel India yang Tak Mau Ikut Arus
Foto: newindianexpress
A
A
A

JAKARTA - Banyak pengusaha lebih memilih mengembangkan bisnis keluarganya yang sudah mereka bangun sejak lama. Meskipun, beberapa di antara mereka lebih memilih untuk mengembangkan bisnis sendiri,namun tidak banyak yang bisnisnya berkembang seperti yang dilakukan Kishore Biyani.

Kishore Biyani bisa saja bekerja di perusahaan ayahnya, melanjutkan bisnis keluarganya, tapi dia lebih memilih mengambil risiko untuk mendirikan usaha lain. Dalam waktu kurang dari tiga dekade, dia telah beralih menjadi konglomerat ritel terbesar di India, setelah perusahaannya, Pantaloon Retail, memiliki sekitar 1.000 toko di seluruh negeri dan menghasilkan penjualan 47 miliar rupee (USD723,63 juta) tahun lalu.

Hidup memang seperti roda yang berputar, dulu ketika Biyani memulai bisnisnya, hanya sedikit yang mengira usahanya akan bertahan. Dia pun tidak didukung oleh perusahaan keluarganya, oleh karena itu rekan-rekannya menganggap dia sebagai pengambil risiko kompulsif.

Akibatnya dia pun tidak mendapatkan pasokan barang, bahkan perbankan pun tidak mau memberikan pinjaman. Perusahaannya pun ditolak oleh Asosiasi peritel di India. Namun Biyani tidak patah semangat, alih-alih menganggap hal itu menjadi beban, dia malah melihat tantangan tersebut menyenangkan.

Biyani tumbuh di daerah Bukit Malabar di Mumbai, dia memang lahir dari keluarga pengusaha, dimulai dengan kakeknya, yang pindah ke Mumbai dari Nimbi, sebuah desa di Rajasthan, untuk membuka toko grosir yang menjual dhotis dan sari. Ketika Biyani mengunjungi Bazaar Century saat remaja, dia melihat ritel dilakukan dalam skala besar. Dia kemudian memutuskan bahwa dia akan menciptakan sesuatu yang serupa, tapi lebih baik.

Dia belajar perdagangan di HR College di Mumbai, sayangnya dia tidak memiliki ambisi menggali lebih saat kuliah. Menurutnya sekolah bisnis mungkin baik bagi manajer, tapi bukan untuk pengusaha seperti dia. Dia melihat pendekatan di perguruan tinggi tidak cocok untuknya, dan lebih memilih mempertajam pengamatan di luar kuliah.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement