Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lotus hingga Debenhams Tutup, Kepala BKPM: Pergeseran Offline ke Online

Trio Hamdani , Jurnalis-Senin, 30 Oktober 2017 |17:43 WIB
Lotus hingga Debenhams Tutup, Kepala BKPM: Pergeseran <i>Offline</i> ke <i>Online</i>
Foto: Trio/Okezone
A
A
A

JAKARTA - Industri ritel tengah menjadi sorotan setelah sejumlah perusahaan memutuskan menutup beberapa gerai ritel miliknya, sebut saja, Ramayana dan Matahari Department Store, serta yang baru-baru ini, Lotus dan Debenhams.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun turut menyoroti hal tersebut. Menurut Kepala BKPM Thomas Lembong, sebenarnya industri ritel di seluruh dunia secara merata saat ini memang tengah dihadapkan pada suatu kondisi yang membuat mereka agak kelimpungan.

"Pertama memang saya pribadi percaya bahwa dunia ritel di seluruh dunia sedang proses turning upside down. Di Amerika Serikat (AS), Eropa dan lain-lain masih dalam transformasi yang sangat traumatis," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Baca juga: Banyak Gerai Retail Tutup, Toko Online Jadi Biang Kerok?

Bahkan dia menilai kalau ditutupnya pusat perbelanjaan di AS juga terjadi secara cukup masif. Artinya kondisi serupa tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di belahan dunia lainnya. Mengenai kondisi tersebut, khususnya yang terjadi di Indonesia, dia tak menampik ada kaitannya dengan perusahaan digital.

"Yang pertama adalah pergeseran offline ke online. Meskipun sektornya kecil tapi dampaknya bisa berkali-kali lipat, misalnya Gojek, Grab dan Uber," paparnya lebih lanjut.

Dengan kehadiran transportasi berbasis aplikasi online tersebut, dia memercayai itu telah mengubah gaya hidup masyarakat yang sebelumnya 'doyan' ke mal meskipun hanya sekedar kulineran sekarang menjadi kurang aktif melakukan aktivitas tersebut.

Baca Juga: Soal Lotus dan Debenhams, Aprindo: Luar Biasa Karena Ditutupnya Bersamaan

"Sekarang jadi malas jauh-jauh dan macet ke tempat seperti Glodok dan lain-lain, karena cuma tinggal pencet-pencet, bayar pun online dan tinggal diantar ke rumah. Meskipun nilainya kecil tapi dampaknya ke pola transformatif bisa sangat besar," jelasnya.

Dia menambahkan, perubahan gaya hidup juga terjadi pada pola konsumsi. Masyarakat yang biasanya gemar mengkonsumsi benda, kini lebih gemar mengkonsumsi pengalaman. "Orang tidak terlalu obsesi dengan barang bermerek tapi persahabatan, pariwisata, pengalaman, yang menyentuh orang lain," tandasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement