Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wih, Zona Bisnis Arab Saudi Raih Dukungan IMF

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 01 November 2017 |12:36 WIB
Wih, Zona Bisnis Arab Saudi Raih Dukungan IMF
Ilustrasi (Foto: Reuters)
A
A
A

DUBAI – Dana Moneter Internasional (IMF) mendukung ambisi Arab Saudi untuk membangun zona industri bisnis dan industri hingga ke Yordania dan Mesir.

Proyek itu diperkirakan akan menguntungkan seluruh kawasan. Kepala IMF wilayah Timur Tengah Jihad Azour meng ungkapkan, Riyahd akan menyeimbangkan biaya yang besar proyek ekonomi dan zona tersebut. Itu dilakukan untuk memotong defisit anggaran Arab Saudi yang defisit karena rendahnya harga minyak dunia. Zona tersebut dikenal berna ma NEOM yang akan menstimulasi perdagangan. Itu juga akan membuat posisi Arab Saudi sebagai jembatan antara Asia dan Eropa.

“Itu menjadi sinyal kerja sama regional kembali ke meja perundingan. Kita melihat nilai dan kebutuhan untuk kerja sama regional,” ungkap Azour dilansir Reuters . Skema NEOM diungkapkan Putra Mahkota Saudi Prince Mohammed bin Salman dalam konferensi internasional di Riyadh pekan lalu. Saudi akan me ngembangkan industri, seperti energi, air, bioteknologi, ma kanan, hiburan, dan pariwisata di zona seluas 26.500 km per segi dengan zona kehakiman dan hukum sendiri. Sumber diplomatik Saudi menyatakan, proyek itu di sambut para pejabat Yordania. Namun, pemerintahan Mesir belum menunjukkan respons positif. Menurut Azour, partisipasi sektor swasta sangat penting bagi kesuksesan NEOM.

Namun, Saudi sebagai penyedia tanah dan regulasi menjadi penentu kesuksesan investasi tersebut. “Otoritas dari berbagai negara kini harus melaksanakan pertumbuhan yang cepat dan isu penciptaan lapangan pekerjaan,” ujarnya. Meski de mikian, itu semua harus didukung stabilitas politik. Lebih lanjut, NEOM juga cocok untuk dikembangkan dengan skema ekonomi in ter nasio nal. “Inisiatif Sabuk dan Jalan ala Beijing juga ingin menghubungkan China ke Eropa dan Compact with Africa G20 juga mempromosikan investasi di benua,” ungkap Azour. Sementara itu, Arab Saudi berencana menyarikan atau mengekstrak uranium di dalam negeri sebagai bagian dari program tenaga nuklirnya. Saudi ingin mengembangkan bahan bakar atom.

“Mengekstrak uranium juga masuk akal dari sudut pandang ekonomi,” kata Kepala Perencana Nuklir Saudi Hashim bin Abdullah Yamani. Dalam pidato di pertemuan tenaga nuklir internasional di Abu Dhabi, dia tidak me nye butkan apakah Arab Saudi ber usa ha memperkaya dan mengolah ulang uranium, dan langkah dalam siklus bahan bakar. “Mengenai produksi uranium di kerajaan itu, ini langkah pertama kamimenujuswasembada da lam membuat bahan bakar nuk lir,” kata Yamani dalam per te mu an itu, yang diselenggarakan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA).

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement