Hingga September, lanjut Handojo, perusahaan baru memakai belanja modal sekitar Rp50 miliar dari total yang dianggarkan mencapai Rp100 miliar.
Selain itu untuk pembelian alat - alat penunjang bisnis, dana juga telah digunakan untuk mengakuisisi tiga perusahaan pada bulan Juni lalu dengan total nilai akuisisi Rp30 miliar.
"Terkait aksi korporasi masih kami kaji, bisa nanti terbitkan bond dan bisa juga rights issue, tapi masih kami bicarakan dengan pemegang saham terkait mekanisme yang tepat," ujarnya.
Dari sisi kinerja keuangan, Handojo optimistis perusahaan akan mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2016. Penjualan diperkirakan akan meningkat sebesar 10% begitu pula dengan laba bersih pada tahun ini.
"Kontribusinya masih sama, mungkin paling besar atau sekitar 60% dari lini bisnis Mission Critical Digital Solution (MCDC). Sisanya sekitar 20%-25% dari total penjualan perseroan disumbang dari Digital Enriched Outstanding Service (DEOS), dan yang sekitar 20%-25% akan berasal dari lini bisnis perusahaan yang cloud & Digital Platform Partner (CDPP)," tukas dia
(Rizkie Fauzian)