JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali memposting status di sosial media. Kali ini dia menyoroti rendahnya penerapan financial inclusion di Indonesia.
Menurutnya, berdasarkan survei mengenai perbankan dan teknologi, perbankan Indonesia menyatakan teknologi merupakan faktor utama dan paling penting bagi pertumbuhannya di masa depan. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, tingkat financial inclusion di Indonesia masih rendah.
Baca Juga: Laba Perbankan AS Meroket 5,2%
"Contohnya adalah akses terhadap debit card (25%), penggunaan tabungan untuk pembayaran gaji (6,6%) dan pembayaran melalui perbankan (8,5%), yang semuanya masih kecil sekali bila dibandingkan dengan negara Asia Pacific (berturut-turut 48%, 10% dan 14,8%)," posting Sri Mulyani, seperti dikutip Kamis (23/11/2017).
Sebagai dukungan untuk program financial inclusion, pemerintah sendiri akan menginvestasi seluruh program untuk transfer ke individu, tidak lagi membayar dalam bentuk cash. "Contohnya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyangkut 10 juta keluarga di Indonesia. Contoh lain adalah beasiswa untuk anak-anak kurang mampu," ujarnya.