Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Anak Muda Masih Ada yang Mau Turun ke Sawah? HKTI: Indonesia Harus Terus Cetak Petani Milenial

Dwi Ayu Artantiani , Jurnalis-Kamis, 23 November 2017 |18:04 WIB
Anak Muda Masih Ada yang Mau Turun ke Sawah? HKTI: Indonesia Harus Terus Cetak Petani Milenial
Ilustrasi (Foto: Okezone)
A
A
A

INDRAMAYU - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) terus mencetak para petani muda atau biasa disebut petani milenial. Hal ini sejalan dengan yang digalakan Presiden Joko Widodo karena Indonesia krisis petani muda.

"Petani muda kami terus organisir yang biasa kami sebut petani milenial selain itu ada juga para wanita petani, jadi semuanya kami organisir," terang Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal (Purn) Moeldoko saat menghadiri syukur panen di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/11/2017).

Moeldoko mengaku yang menjadi kehawatirannya adalah apakah masih ada anak muda yang mau turun ke lapangan? Menurutnya, tentu masih sangat banyak sepanjang pertanian masih memberikan pengharapam kepada para petani muda. Kemudian, dalam syukur panen ini pihaknya juga mensosialisasikan dua pendekatan di bidang pertanian agar para petani terhindar dari masalah pertanian.

"Pendekatan teknologi dan budaya. Dimana pendekatan teknologi dengan berupa padi M70D dan M400 sedangkan pendekatan budaya itu berupa merubah maindset petani oleh HKTI dengan memberikan pengertian HPP atau Harga Pokok Pertanian," ungkapnya.

Masih dikatakannya, pendekatan teknologi sudah dilakukan di Kecamatan Lelea karena adanya penurunan produksi akibat hama klowor maka dibuka klinik pertanian disana dan pendekatan budaya dilakukan di Kecamatan Sukra dimana masyarakat disini sudah mendapatkan produksi padi yang cukup baik, dengan hasil produksi rata-rata 6-7 ton per hektare dengan keberhasilan lahan pertanian 3.000 hektare.

"Kami akan mendorong dua pendekatan ini dengan memiliki 400 benih sangat bagus memiliki daya tahan terhadap hama , pupuk organik yang sudah teruji, persoalan hama akan kami kawal dan kendalikan, kami akan terus dampingi. Cara ini telah terbukti dimana-mana dengan kondisi air dan tanah yang baik maka bisa ditargetkan produksi padi mencapai 9 ton per hektare atau bisa melampui," paparnya.

Ia pun menekankan kepada para anggotanya agar HKTI bisa menjadi solusi dalam bidang pertanian di masyarakat. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Menteri Pertanian beserta Gubernur Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Indramayu.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menambahkan kegiatan syukur panen ini bukan hanya sebagai acara seremoni saja melainkan sebagai gambaran cerita keadaan pangan dan kesejahteraan para petani. Indonesia adalah negara agraris yang patut disyukuri karena hanya di Indonesia yang panen bisa sampai 3 kali dalam setahun.

"Para petani juga harus disesuaikan dengan jaman baik budaya dan teknologinya agar produksi panen terus meningkat dan mengurangi permasalahan dalam pertanian," tambahnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement