JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan yang terjadi sepanjang November 2017. Adapun pada Oktober lalu neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD900 juta.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi, sepanjang November neraca perdagangan kembali mengalami surplus. Surplus diramalkan tidak jauh berbeda dari Oktober lalu yakni sebesar USD952 juta.
"Neraca perdagangan November diperkirakan surplus USD952juta," ungkap Josua di Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia di Oktober Diprediksi Surplus USD1,3 Miliar
Surplus ini tercatat dengan laju ekspor diperkirakan sekitar 13,3% year on year (yoy) dan laju impor diproyeksikan sekitar 13,2% yoy. Laju ekspor November diperkirakan cenderung menurun dibandingkan laju ekspor pada bulan sebelumnya.
Josua melihat, penurunan laju ekspor didorong oleh penurunan harga komoditas ekspor seperti CPO (-2%MoM) dan karet alam (1,5%MoM), meskipun harga batubara cenderung naik 0,3% MoM.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Inflasi di Oktober Tercatat 0,01%
"Laju ekspor diperkirakan masih solid mengingat volume ekspor akan cenderung meningkat didorong oleh peningkatan aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia antara lain ASEAN, Eropa dan India meskipun volume ekspor akan sedikit turun terutama volume permintaan barang ekspor dari China, AS dan Jepang," jelasnya.
Sementara itu, penurunan laju ekspor ini juga akan diikuti oleh laju impor yang diperkirakan menurun dari bulan sebelumnya. Meski demikian masih ada faktor pendorong impor tetap tumbuh namun lambat di bulan lalu.
Baca Juga: Wih, Perdagangan Antar Pulau di Jawa Timur Ditargetkan Tembus Rp125 Triliun
"Namun masih ditopang oleh permintaan impor barang modal dan bahan baku seiring kenaikan aktivitas manufaktur Indonesia pada bulan November yang lalu," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)