JAKARTA - Pelemahan daya beli memberikan pengaruh kepada pertumbuhan penjualan PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP). Fenomena perlambatan penjualan sudah dirasakan oleh perusahaan yang baru saja melantai di pasar modal itu, dalam dua tahun terakhir.
Direktur Campina Ice Cream Adji Anjono mengungkapkan pertumbuhan penjualan tidak seagresif tiga hingga empat tahun silam. Adji membandingkan, dulunya perseroaan dapat mengantongi angka pertumbuhan penjualan di atas 15%. Namun, dalam dua tahun terakhir ini angkanya stagnan di bawah 5%.
"Sekarang kita tetap tumbuh, tapi pertumbuhannya tidak seperti tiga atau empat tahun lalu, jadi ada perlambatan pertumbuhan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/12/2017).
Baca Juga: IPO, Saham Campina Ice Cream Laris Manis Naik 12%
Menurut dia, segmen dengan perlambatan paling tinggi adalah segmen konsumen menengah ke bawah. Pasalnya, es krim bukan makanan pokok, sehingga konsumen cenderung membeli es krim setelah memenuhi kebutuhan primernya.
Kondisi ini menuntut para pemain di industri es krim untuk menyusun ulang strategi. Semua produsen es krim, kata Adji, berupaya menghadirkan produk dengan harga yang lebih terjangkau, dengan cara memperkecil kemasan ataupun mengubah komposisi bahan baku.
Akan tetapi, lanjut dia, produsen membutuhkan waktu penyesuaian hingga satu sampai dua tahun, karena pendaftaran produk di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membutuhkan proses yang tidak singkat.