JAKARTA - Pemerintah pastikan kebutuhan bahan pokok utamanya beras menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 aman. Posisi stok beras saat ini sebanyak 1,1 juta ton beras.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini masih mencukupi kebutuhan beras di seluruh Indonesia, baik medium maupun jenis premium. Oleh karena itu dengan jumlah stok beras sekarang 1,1 juta ton posisinya masih mencukupi kebutuhan saat Natal dan Tahun Baru 2018.
Baca juga: Jelang Natal, Harga Beras Premium dan Medium Dijamin Tidak Naik!
"Natal dan Tahun Baru itu aman sekali," tegasnya usai menghadiri Rakor di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (19/10/2017).
Meski demikian, Enggar mengakui sekarang ada beberapa daerah yang harga beras medium naik di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram (kg). Namun, ia menjamin kebutuhan daerah tersebut diperbanyak sehingga harga akan tertekan.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Stok Bahan Pokok Aman
"Saya akan operasi pasar aja di 196 pasar yang berpotensi konsumsi nya tinggi kita masuk. 196 bagaimana saya mengingat semuanya,"tuturnya.
Sebelumnya, ia mengatakan, bahwa penetapan harga beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram (kg).
Baca juga: Hindari Permainan Harga Beras, Mendag Minta Bulog Datangi Pasar
"Jadi ada yang turun bahkan ada yang di bawah HET, tetapi ada juga yang di atas HET. Nah yang lebih HET siramannya pasti lebih besar. Tidak sebesar apa yang ada Rp9.450 ada yang jual Rp9.000 cukup banyak, cukup banyak juga yang jual Rp9.200, tapi tidak muncul dalam berita. Yang muncul Rp9.450 yang naik ke Rp10.000. Itu ada, tapi segera akan normal lagi," tuturnya.
Untuk menekan kenaikan harga beras yang di atas HET, Enggar mengaku sudah melakukan evaluasi untuk kemudian menetapkan langkah yang segera dengan menggelar operasi pasar dari beras medium.
Baca juga: Sidak ke Pasar Kosambi, Mendag Temukan Kenaikan Harga Daging Ayam dan Beras Medium
"Nah sekarang kita yang akan sangat masif, akan insentifkan belum masuk ke kota, kabupaten kalau kita lihat dan sudah dapat datanya karena eselon I sudah turun, dari seluruh kabupaten kota, kemudian dipersempit lagi ke daerah-daerah yang berpotensi serapannya tinggi, konsumsi tinggi akibat dari liburan ini," tuturnya.
(Fakhri Rezy)