BEIJING - Pada akhir tahun lalu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akhirnya menaikkan tingkat suku bunga mereka, seiring dengan perbaikan tenaga kerja di Negeri Paman Sam tersebut. Kebijakan The Federal Reserve ini sekaligus memberikan harapan akan pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik di 2018.
Meski dengan optimisme tersebut, beberapa bank sentral di negara lain juga memiliki pandangan tersendiri terhadap perekonomian global di 2018. Negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia, China, akan mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati dan pertumbuhan pinjaman yang wajar pada 2018.
Melansir Reuters, Kepala People Bank of China (PBOC) Zhou Xiaochuan mengatakan bahwa pada 2017, PBOC telah memperkuat kontrol ekonomi makro, memperdalam reformasi keuangan, mencegah risiko keuangan sistemik dan mendorong keuangan untuk melayani ekonomi riil.
Oleh karena itu, pada 2018 bank sentral akan melanjutkan kebijakan kehati-hatiannya dan mempertahankan pertumbuhan kredit moneter dan sosial yang wajar. Bank sentral China pun berjanji untuk mempertahankan kebijakan moneter "bijaksana dan netral" dan menggunakan alat kebijakan untuk menjaga likuiditas tetap stabil.
Analis memperkirakan PBOC akan menjaga kebijakan mereka sedikit lebih ketat pada 2018, karena mereka telah menaikkan tingkat suku bunga ke level tertinggi multi tahun, untuk mendukung dorongan deleveraging yang lebih luas seiring dengan adanya risiko di ekonomi terbesar kedua di dunia.