JAKARTA - Analis dan Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed mengatakan investor tidak cemas oleh "shutdown" atau tidak berjalannya pemerintahan Amerika Serikat karena tidak tercapai kata kesepakatan terkait anggaran negara AS.
"Walaupun situasi ini menjadi pembahasan besar di media, namun investor sepertinya tidak terlalu khawatir atas dampaknya terhadap investasi," kata Hussein Sayed, Selasa (23/1/2018).
Menurutnya, hal yang terjadi menyiratkan bahwa pasar finansial semakin kebal menghadapi drama politik yang terjadi di negara adidaya di bawah pemerintahan Donald Trump. Dia memprediksi bahwa drama "shutdown" tersebut akan segera berakhir. Hal tersebut karena terakhir kali pemerintah AS mengalami "shutdown" pada 2013 selama 16 hari, ekonomi AS harus kehilangan USD24 miliar.
Baca juga: Wall Street Cetak Rekor di Saat Pemerintahan ASShutdown
Terpisah, Bank Indonesia meyakini berhenti beroperasinya sebagian layanan publik di Amerika Serikat (AS) alias "shutdown", imbas belum disepakatinya anggaran pemerintah oleh Senat, hanya berdampak kecil dan sementara ke Indonesia.