Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mandiri Investasi Catatkan Dana Kelolaan Rp51 Triliun pada 2017

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Kamis, 25 Januari 2018 |13:15 WIB
Mandiri Investasi Catatkan Dana Kelolaan Rp51 Triliun pada 2017
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi mencatatkan dana kelolaan termasuk reksa dana penyertaan terbatas dan Pengelolaan Dana Nasabah Secara Individual (PDNI) di 2017 mencapai Rp51 triliun.

Direktur Utama Mandiri investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan, angka tersebut merupakan pencapaian tertinggi yang dikelola perusahaan.

"Dana kelolaan hampir Rp51 triliun, dengan pertumbuhan 25% dari tahun lalu. Ini rekor tertinggi perusahaan mengelola dana," ujar Alvin pada diskusi Market Outlook 2018 Mandiri Investasi di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Dia menyebutkan, pencapaian tertinggi ini didorong meningkatnya Asset Under Management (AUM) Reksadana di tahun 2017 sebesar Rp45,4 triliun atau tumbuh 42,3% secara year on year (yoy).

"Ini lebih tinggi dibandingkan dengan industri reksa dana yang tumbuh sebesar 35,2% secara yoy," tukasnya.

Dengan pencapaian AUM reksa dana tersebut, Alvin mengatakan, market share Mandiri investasi di industri reksadana telah mencapai 10%. Dengan demikian, katanya, Mandiri Investasi berhasil merebut posisi no. 1 di peringkat AUM Industri Reksa Dana nasional.

Adapun komposisi AUM reksa dana per asset class per Desember 2017 masih di dominasi oleh Reksa Dana Terproteksi dengan kontribusi AUM mencapai 32%. Kemudian diikuti reksa dana saham 22%, lalu reksa dana pasar uang berkontribusi 18%. Selain itu, reksa dana penambahan sebesar 13% dan produk investasi alternatif sebesar 5%.

Dia menjelaskan, selain reksa dana konvensional, anak usaha bank berplat merah ini, pada tahun 2017 telah meluncurkan produk investasi alternatif yaitu Produk sekuritisasi bernama KIK EBA Mandiri JSMROl-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi (“KIK EBA Mandiri JSMR01”) dengan size sebesar Rp 2 Triliun. Hal ini sebagai bentuk memenuhi kebutuhan investor untuk melakukan diversifikasi investasi dan mendukung program pembangunan pemerintah.

"Minat para Investor dalam melakukan investasi pada produk alternatif seperti KIK EBA cukup besar. Hal ini tercermin dari oversubscribe sebesar 2,5 kali pada penawaran umum yang lalu," ucapnya.

Sehingga ke depannya, kata dia, produk seperti ini dapat dijadikan sebagai solusi pendanaan bagi korporasi dengan me-recycle asset yang dimiliki.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement