Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dirut BEI: Jadilah Besar Karena Go Public

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2018 |12:01 WIB
Dirut BEI: Jadilah Besar Karena <i>Go Public</i>
Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio meminta kepada para pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk segera melakukan Initial Public Offering (IPO). Pasalnya dirinya menilai bisnis dari para pengusaha tersebut cukup memiliki prospek yang cukup cerah di masa mendatang.

Namun, banyak hal yang menjadi penghalang dari pengusaha muda itu untuk melakukan IPO di bursa saham Indonesia. Dari mulai alasan regulasi hingga tingkat kepercayaan diri menjadi ketakutan tersendiri bagi para pengusaha itu sendiri.

Baca Juga: Dirut BEI: Berani Jadi Investor Tapi Tidak IPO, Malu Sama Tetangga

Untuk masalah regulasi, Tito menilai regulasi yang ada cukup mudah dalam melayani perusahaan manapun yang ingin melakukan IPO. Sementara dari sisi tingkat kepercayaan diri, para pengusaha tidak perlu takut untuk melantai di bursa.

"Kita perlu besar untuk go public banyak pengusaha yang selalu bilang, ‘ah gue belum cukup besar’, dan itu persepsi. Satu hal yang paling dasar jangan menungu besar untuk go public tapi jadilah besar karna go public," ujarnya saat dalam sambutanya pada acara workshop Go Public di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

"Mau lihat Apple, Google. Apple itu market cap USD500 miliar, dia satu perusahaan. Google sudah USD750 miliar, tapi go public yang dibutuhkan cuma satu, yaitu kemauan," imbuhnya.

Baca Juga: Sandiaga Uno Janjikan 1 BUMD IPO Tiap Tahun

Tito melanjutkan, hampir semua perusahaan yang melantai di bursa pasti diminati oleh para investor. Meskipun ada beberapa perusahaan yang mencatatkan kapitalisasi pasar atau market capital yang kecil, namun menurutnya jumlah tersebut masih relatif sangat kecil.

Sebagai gambaran pada tahun lalu saja, ada satu perusahaan yang go public memiliki market capital sebesar Rp20 miliar. Pada tahun ini, market capital perusahaan tersebut langsung meningkat pesat menjadi Rp1 triliun.

"Kemaren yang go public paling kecil (market cap) Rp20 miliar, sekarang marcapnya Rp1 triliun. Mayora (PT Mayora Indah Tbk) pada saat go public market cap hanya Rp50 miliar sekarang Rp60 triliun," jelasnya.

Lebih lanjut, Tito membeberkan banyak pengusaha muda yang sudah menjadi investor dari emiten yang tercacat di BEI. Berdasarkan catatan, dari 600.000 investor saham, lebih dari setengahnya merupakan investor zaman now atau berusia dibawah 40 tahun.

Namun sayangnya para investor sekaligus pengusaha muda ini justru takut untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) perusahaannya di bursa saham Indonesia.

"Sekarang itu dari 600 ribu investor saham 53% dibawah 40 tahun yaitu investor zaman now. Udah berani jadi investor tapi kok gak berani go public. Itu kan sesuatu yang sebenarnya malu sama tetangga," jelasnya.


(ulf)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement