Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sky Energy Anggarkan Capex Rp228 Miliar Tahun Ini

Ulfa Arieza , Jurnalis-Selasa, 20 Februari 2018 |18:47 WIB
Sky Energy Anggarkan Capex Rp228 Miliar Tahun Ini
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Sky Energy Indonesia menganggarkan belanja modal sebesar Rp220 miliar pada 2018. Sumber dana belanja modal (capital expenditure/capex) berasal dari dana yang didapat pada saat Initial Public Offering (IPO) sebesar 40%. Sementara sisanya sebesar 60% merupakan pinjaman perbankan.

GM Finance dan Accounting Sky Energy Indonesia Christhoper Liawan menjelaskan, capex tersebut akan digunakan untuk membeli lahan seluas 5 hektare dengan total Rp110 miliar.

"Sementara sisanya untuk pemeliharaan gedung sebesar Rp37miliar dan untuk pembelian mesin sebesar Rp81 miliar," ujarnya di Energy Building, Selasa (20/2/2018).

Dia menjelaskan, pembelian mesin dianggarkan tahun ini guna meningkatkan kapasitas produksi sejalan dengan peningkatan permintaan ekspor. Kapasitas produksi akan ditambah sebesar 100 mw per tahun. Apabila dijumlah dengan total produksi saat ini sebesar 100 mw per tahun, maka total produksi per tahun ditargetkan menjadi 200 mw.

Baca Juga: IPO, Sky Energy Indonesia Tawarkan Harga Rp375-Rp450/Saham

Dengan penambahan kapasitas pabrik maka diharapkan dapat mendorong penjualan. Perseroan menargetkan mengantongi penjualan tahun ini sebesar Rp539 miliar. Sementara untuk target penjualan tahun 2019 menjadi Rp627 miliar.

Dalam jangka panjang, lanjut Christhoper, tidak hanya meningkat kapasitas mesin, perseroan yang baru saja melakukan penawaran umum ini juga akan membangun pabrik baru.

"Kita harapkan di tahun ini kita bangun pabrk baru. Dua tahun kedepan kita harapkan ada peningkatan signifikan karena ada peningkatan kapasitas," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Sky Energi Indonesia Jackson Tandiono mengatakan akan menambah negara tujuan ekspor. Saat ini, kontribusi ekspor kepada penjualan perseroan sebesar 36%.

"Tahun ini kita akan fokuskan di Turki dan Amerika. Kemarin Presiden Trump memberikan tax kepada negara lain, syukur Indonesia enggak kena. Nah ini waktunya kita genjot supaya kita ekspor banyak lagi ke Amerika," jelas dia.

Jackson memaparkan, Amerika masih menjadi pasar ekspor terbesar perseroan, disusul dengan Eropa. Perseroan juga mengekspor produknya hingga Kanada, Finlandia, Turki, dan Jerman. Sementara dari dalam negeri, pasar terbesar masih berasal dari sektor pemerintahan dan industri. Sementara porsi ritel masih kecil.

Saat ini perseroan tengah merancang strategi peningakatan pasar ritel sejalan dengan Program Sejuta Surya Atap. Jackson menyebut potensi pasar ritel domestik masih menjanjikan.

"Cuma masih belum digarap, tetangga saja contoh di Malaysia, Thailand dan Filipina itu sudah besar. Padahal di Indonesia punya 17.000 pulau yang harus menggunakan tenaga surya," tandas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement