JAKARTA - Nilai ekspor produk agroindustri Indonesia ke Jepang masih terbilang kecil yaitu sebesar Rp800 juta dari total ekspor produk agroindustri sebesar Rp50 miliar.
Sementara itu, impor produk agroindustri sebesar Rp12 miliar. Sehingga, secara total masih ada surplus pada produk agroindustri.
Melihat peluang ekspor produk agroindustri ke Jepang, maka pemerintah mendorong kerjasama bisnis antara Jepang dan Indonesia. Salah satu yang didorong adalah Industri Kecil Menengah (IKM).
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto memaparkan, beberapa produk yang memiliki potensi tinggi untuk diekspor ke Jepang antara lain kakao, ketela, dan jagung. Pasalnya, di Jepang sendiri produk tersebut sulit ditemukan bahkan untuk ketela tidak ditemukan di negeri sakura itu.
"Di agro ini masa depan industri kita. Di Jepang baru Rp800 juta untuk ekspor produk olahan," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (22/2/2018).