JAKARTA - Siapa yang tak kenal layanan musik streaming Spotify. Spotify merupakan layanan musik digital.
Spotify mengklaim memiliki 71 juta pelanggan dan rata-rata 159 juta pengguna per bulan. Layanan perusahaan ini sudah tersedia di 60 negara, menjadikannya perusahaan streaming musik terbesar dunia. Lalu pesaingnya, layanan music dari Apple tertinggal jauh dari 36 juta pelanggan.
Spotify akan mengajukan penawaran saham perdana pada hari Rabu waktu setempat. Spotify akan melantai di New York Stock Exchange (NYSE) dengan nama ticker SPOT.
Menurut perusahaan, harga sahamnya berada di level USD132,50. Dengan demikian, nilai valuasi perusahaan ini mencapai USD23 miliar.
Perusahaan tersebut melaporkan pendapatan sebesar USD2,37 miliar pada tahun 2015, USD3,6 miliar pada tahun 2016, dan USD4,99 miliar pada tahun 2017.
Perusahaan tersebut membukukan kerugian sebesar USD1,5 miliar pada 2017. Perusahaan mengalami kerugian operasional sebesar USD461,3 juta tahun lalu, dan USD425,9 juta di 2016.
Spotify menghadapi tantangan yang signifikan terhadap model bisnisnya, termasuk risiko dari tingkat royalti yang berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi yang harus dibayarkan kepada label musik, penerbit, dan penulis lagu.
"Kami bermaksud untuk mempertimbangkan kembali industri musik dan memberikan cara yang lebih baik bagi para seniman dan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari transformasi digital industri musik," kata perusahaan tersebut dalam pengarsipannya, seperti dilansir dari CNBC.
"Spotify didirikan dengan keyakinan bahwa musik bersifat universal dan streaming adalah model akses yang lebih kuat dan mulus yang menguntungkan baik penggemar seniman maupun penggemar musik," lanjutnya.
Penawaran saham perdana Spotify tidak akan ditanggung, artinya tidak ada harga yang ditetapkan oleh penjamin emisi yang akan menginformasikan pembukaan perdagangan di New York Stock Exchange. Goldman Sachs, Morgan Stanley dan Allen & Company menasihati Spotify mengenai penawaran tersebut.
(Fakhri Rezy)